Mohon tunggu...
Andri Kurniawan
Andri Kurniawan Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Tulislah apa yang kamu pikirkan, cintailah apa yang menjadi milikmu. Kita semua berjalan menuju kesuksesan dengan caranya masing-masing, sebab ada yang harus dinanti, didoakan, serta diusahakan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menyikapi Mirisnya Fenomena Konten Anak Jalanan Penghadang Truk

6 Agustus 2022   09:20 Diperbarui: 6 Agustus 2022   10:31 509
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cuplikan video sesaat sebelum remaja tertabrak truk (sumber: priangantimurnews.pikiran-rakyat.com)

Belakangan ini kita dihebohkan dengan kemunculan rekaman video kecelakaan yang beredar di media sosial twitter. Kecelakaan disini yang dimaksud bukanlah tabrakan antar kendaraan, tapi kelompok remaja yang ditabrak truk dijalanan. Meski begitu, disini yang salah bukanlah sang sopir truk, namun kelompok remaja itu sendiri.

Fenomena cegat truk sendiri belakangan ini sedang marak terjadi di sejumlah wilayah di Tangerang dan Jawa Barat. Skemanya pun selalu sama, pertama sejumlah remaja berdiri di tengah jalan sembari melambaikan tangan ke arah truk yang datang, namun truk sedang dalam kondisi melaju kencang, disisi lain ada salah teman mereka yang merekamnya. Mereka akan bersorak kegirangan jika truk yang mereka hadang berhasil dihentikan, kemudian pergi.

Selain skema penghadangan yang sama, baju mereka pun sama, yaitu pakaian sweeter berwarna hitam bergaris putih, namun nampaknya kelompok remaja ini sudah memiliki anggota yang banyak, sebab aksi-aksi mereka kerap terekam dimana-mana.

Nyatanya aksi mereka tidaklah selalu berhasil, hal tersebut dapat dilihat dari sebuah rekaman video yang viral di twitter, yang mana menunjukan salah satu remaja dari kelompok tersebut harus meregang nyawa karena tertabrak sekaligus terlindas truk tronton ketika melakukan aksinya.

Rekaman video tersebut pun ramai-ramai dikomentari netizen, bukannya merasa ibah pada sang korban, netizen malah kompak menghujat. Mereka menganggap apa yang dilakukan sekelompok remaja tersebut adalah suatu hal yang sia-sia.

"Bodoh, ngapain mereka kayak gitu, mati sia-sia kan jadinya," cuit salah satu pengguna twitter.

"Kasihan pak sopir, nggak salah malah masuk penjara," tulis pengguna twitter lainnya.

Memang, apabila kita melihat apa yang dilakukan para remaja tersebut jelas akan membuat jengkel, mengapa mereka melakukan tindakan bodoh yang mempertaruhkan nyawa mereka.

Fenomena ini pun menjadi perhatian serius dari Ketua Umum Lembaga Perlindungan Anak, Seto Mulyadi atau biasa dipanggil Kak Seto.

"Memang sangat memperihatinkan, dalam arti bahwa komunikasi di dalam keluarga tampaknya semakin berkurang. Sehingga anak-anak ini yang tidak dapat perhatian (keluarga), dari temannya, lingkungannya," kata Seto.

Kak Seto berharap para orang tua agar lebih bisa memperhatikan lagi pergaulan dari sang anak, tidak dibiarkan begitu saja berkeliaran dipinggir jalan, dimana jelas akan mempengaruhi lingkup pertemanan yang cenderung ke arah negatif.

Sosialisasi kepada para orang tua tentang betapa pentingnya berkomunikasi dengan anak sejak usia dini pun harus ditingkatkan, supaya tidak ada lagi anak terlantar dijalanan dan salah pergaulan.

Lembaga dan pihak berwenang lainnya pun harus mengusut kelompok anak jalanan apa yag menaungi mereka, sebab mereka adalah satu kelompok. Tentu masyarakat berharap agar kelompok remaja yang meresahkan, sekaligus membahayakan ini agar bisa segera dihilangkan supaya tidak ada lagi remaja yang kehilangan nyawa dengan sia-sia hanya demi konten.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun