Mohon tunggu...
Andri Kurniawan
Andri Kurniawan Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Tulislah apa yang kamu pikirkan, cintailah apa yang menjadi milikmu. Kita semua berjalan menuju kesuksesan dengan caranya masing-masing, sebab ada yang harus dinanti, didoakan, serta diusahakan.

Selanjutnya

Tutup

Tradisi Pilihan

Arus Balik Mudik 2022: Hari Ini Jalur Pantura dan Utama Tengah Mulai Macet, Jalan Alternatif Pansela Jadi Solusi

6 Mei 2022   19:53 Diperbarui: 6 Mei 2022   19:54 913
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tampak jalur Pansela yang lengang (sumber: kumparan.com)

Hari lebaran telah usai beberapa hari yang lalu. Jutaan pemudik telah melakukan tradisi rutin pulang ke kampung halaman. Kini sudah waktunya para pemudik kembali ke kota perantauan.

Libur lebaran sendiri akan berakhir pada Minggu, 8 Mei 2022 mendatang. Dimana tinggal 2 hari lagi menuju akhir liburan. Tentu setelah arus mudik, akan ada arus balik. Pemerintah dan Polri memprediksi puncak arus balik akan terjadi mulai Jumat, 6 Mei 2022 hari ini, sampai Minggu, 8 Mei 2022 mendatang.

Mengenai pantauan arus balik, tepatnya di Provinsi Jawa Tengah, jalur utama tengah yang menghubungkan Yogyakarta-Banyumas-Purwokerto-Cilacap sore ini, Jumat (06/05/222) terjadi peningkatan volume kendaraan menuju arah Purwokerto dan Cilacap, Bandung, serta Jakarta.

Dimana kendaraan didominasi oleh plat B dan D, yaitu Jakarta dan Bandung. Melihat lonjakan kendaraan ini, menandakan arus balik sudah dimulai. Selain di jalur utama tengah, peningkatan pun terjadi di jalur pantura Jawa Tengah yang menghubungkan Semarang-Purwokerto-Jakarta.

Disini penulis menyarankan bagi pemudik yang berasal dari Yogyakarta, Kebumen, ataupun Banyumas yang hendak ke Banjar, Bandung, serta Garut untuk mencoba jalan alternatif Yogyakarta-Jakarta via Pansela, sebab menurut pantauan terbaru, volume kendaraan yang melalui jalur tersebut masih minim dan lalu lintas tergolong lengang. Jalur Pansela sendiri membentang dari Bandung-Yogyakarta.

Menurut Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Muhajir Effendy jalur Pansela menawarkan panorama alam yang indah, seperti bukit dan gunung, tapi sepi kendaraan pemudik.

"Saya sempat meninjau dari udara, jalur pantai selatan masih sepi. Kami minta semua ikut mengampanyekan jalur lintas selatan yang sangat indah," ucap Muhadjir dalam lawatannya ke Garut, Jawa Barat, pada Jumat (29/4/2022) lalu.

Memang mulai Kamis (05/05/22) kemarin terjadi peningkatan volume kendaraan, namun masih tergolong minim.

Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan Transportasi Indonesia, Joko Setijowarno menuturkan alasan pengendara lebih memilih jalur utama tengah dan pantura terkait aksesnya yang masih tergolong membebankan pemudik.

Jalur penghubung antara utara dengan selatannya belum bagus," kata Djoko dilansir dari laman Kompas.com, Kamis (05/5/2022).

"Misalnya, lewat Garut. Garut hari biasa saja macet. Kemudian Bocimi (Bogor-Ciawi-Sukabumi), dari lima ruas, baru dua ruas yang sudah jadi," tegasnya. 

Belum lagi kontur jalan yang menanjak dan berliku, serta minim res area membuat jalur Pansela masih kurang diminati.

Meski begitu, jalur Pansela bisa dikatakan sebagai alternatif terbaik untuk diantara jalur-jalur utama yang mengalami kemacetan di arus balik mudik ini. Bisa kita ambil contoh, jika macet, perjalanan Banyumas- Yogyakarta akan memakan waktu 6 jam lebih, sedang jika kita memilih jalur alternatif Pansela dengan rute yang sama hanya memakan waktu 4 jam.

Jalur Pansela ini tentu wajib dicoba, terlebih masih minim kendaraan yang tentunya dapat mempercepat laju kendaraan dan mempersingkat waktu perjalanan, khususnya yang hendak ke Jogja atau Bandung untuk menghindari kemacetan.

Dimana yang terpenting sebelum melakukan perjalanan balik harus mempersiapkan kondisi badan agar tetap terjaga saat berkendara, kelayakan kendaraan pun tetap dipantau, dan jangan lupa berdoa supaya selamat sampai tujuan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Tradisi Selengkapnya
Lihat Tradisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun