Mohon tunggu...
Andri Kurniawan
Andri Kurniawan Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Tulislah apa yang kamu pikirkan, cintailah apa yang menjadi milikmu. Kita semua berjalan menuju kesuksesan dengan caranya masing-masing, sebab ada yang harus dinanti, didoakan, serta diusahakan.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Konflik Rusia-Ukraina Mulai Mereda, PBB Kirim Perwakilan Guna Bahas Resolusi Damai

3 April 2022   13:00 Diperbarui: 3 April 2022   13:09 362
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tampak suasana rapat besar yang diadakan para petinggi PBB (sumber: news.detik.com)

Sudah satu bulan lebih konflik Rusia dengan Ukraina berjalan, namun sampai hari ini kedua belah pihak masih belum menemukan kesepakatan damai.

Meski begitu, agaknya konflik Rusia dan Ukraina mulai mereda. Hal tersebut tercermin dari penarikan pasukan militer Rusia dari wilayah Kyiv. Ukraina mengatakan penarikan tersebut terjadi pada Sabtu (02/03/22).

"Rusia memprioritaskan taktik yang berbeda, yakni mundur ke timur dan selatan," ujar Mykhaylo Podolyak, penasehat Presiden Ukraina.

Melihat hal ini, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pun segera turun tangan dengan mengirimkan perwakilannya ke salah satu kota di Rusia dan Ukraina guna mendiskusikan mengenai gencatan senjata dan peluang resolusi damai antar kedua negara. Perwakilan PBB yang akan dikirim yaitu Wakil Sekretaris Jendral, Martin Griffiths.

Dilansir dari AFP, Sabtu (02/03/22) Martin Griffiths akan berangkat ke Moskow pada hari Minggu (03/03/22) ini. Setelah berdiskusi dengan pihak Rusia, pada hari yang sama rombongan melanjutkan penerbangan Kiev, Ukraina.

Antonio Guterres selaku Sekretaris Jendral PBB menuturkan bahwa PBB didirikan dengan tujuan untuk mewadahi para negara yang berkonflik agar bisa berdiskusi dan mencapai kesepakatan perdamaian.

"Bahwa kami tidak menyerah pada perspektif untuk menghentikan pertempuran di Yaman, Ukraina, dimana pun di dunia," ujarnya.

Ia mengatakan bahwa sebelumnya pihak PBB sudah berusaha mengunjungi Rusia, namun mengalami penolakan. Rencana kunjungan tersebut terjadi pada akhir Februari 2022, sebelum Rusia mengadakan operasi militer pada Ukraina.

Antonio Guterres menilai penolakan tersebut terjadi karena kemarahan Vladimir Putin, karena  menuding Rusia telah melanggar perjanjian yang tertuang dalam Piagam PBB.

Sampai detik ini, peran PBB dalam upaya mendamaikan konflik Rusia-Ukraina belum terlalu nampak. Para pejabat PBB hanya turut berkomentar dan mengecam tindakan Rusia terhadap Ukraina lewat komunikasi verbal. 

Sejauh ini ketegangan masih terjadi diantara kedua belah pihak. Terlebih tersiar kabar bahwa Amerika Serikat berencana mengirimkan bantuan militer berupa tank untuk memukul mundur pasukan Rusia, jelas hal ini akan memperkeruh keadaan dengan keterlibatan Amerika Serikat dibaliknya.

Penulis berpendapat bahwa konflik Rusia-Ukraina tidak akan rampung selama PBB, NATO, Uni Eropa, dan Amerika memberikan sanksi yang terlihat memojokkan Rusia dan menguntungkan Ukraina.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun