Mohon tunggu...
Andri Kurniawan
Andri Kurniawan Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Tulislah apa yang kamu pikirkan, cintailah apa yang menjadi milikmu. Kita semua berjalan menuju kesuksesan dengan caranya masing-masing, sebab ada yang harus dinanti, didoakan, serta diusahakan.

Selanjutnya

Tutup

Balap Pilihan

Pro Kontra di Balik Kehadiran Pawang Hujan pada Motogp Mandalika Indonesia 2022

21 Maret 2022   09:35 Diperbarui: 21 Maret 2022   09:36 823
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gelaran motogp akhirnya bisa diadakan di Indonesia, setelah sekian lama menunggu akhirnya Indonesia memiliki track motogp sendiri bernama Mandalika Pertamina Sirkuit yang bertempat di Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat.

Sudah lama sekali sejak terakhir kali pada motogp Sentul tahun 1997, Indonesia berhenti mengadakan event balapan bergengsi kelas dunia.

Balapan dihelat pada Minggu (20/03/22) kemarin pada pukul 15.00 WITA. Para rider tampak antusias menyambut sirkuit baru Mandalika yang nampak indah di pandang dengan bentang alam berupa pantai dan bebukitan disekitarnya.

Dibalik kemeriahan perhelatan motogp kemarin sore, ternyata ada satu momen yang cukup menarik perhatian masyarakat Indonesia dan dunia, yaitu kehadiran seorang wanita yang bertugas sebagai pawang hujan.

Diketahui wanita tersebut bernama Rara Istiani Wulandari, atau biasa dipanggil mbak Rara. Ia mengatakan bahwa sebelumnya sudah ditugaskan oleh Erick Thohir selaku Menteri BUMN.

"Dari tadi pagi tidak cair. Itu kekuatan doa, kearifan lokal, orang Indonesia zaman dulu pun terkenal dengan kesaktian orang-orangnya dan saya memakai hadiah ini untuk membantu pagelaran event," ujar Rara.

"Kesempurnaan hanya milik Allah, kami ikhtiar alternatif. Selama saya di sini, banjir terhindari. Saya mengumpulkan doa dan harapan dari para pekerja, doa, dan harapan, serta menjadi tim support bagi semua," lanjut nya.

Ia juga mengaku sering bertugas menjadi pengawal di setiap acara kenegaraan bersama Presiden Jokowi. Selain acara kenegaraan, Rara ini juga sering dimintai bantuan menjadi pawang hujan dalam acara-acara politik di Bali.

Kembali ke gelaran Motogp Mandalika, aksi Rara tersebut langsung direspon oleh pihak motogp, hal tersebut tertulis pada akun twitter resmi motogp.

(sumber: tangkapan layar twitter resmi motogp)
(sumber: tangkapan layar twitter resmi motogp)
Meski dapat pujian dari pihak luar, nyatanya di Indonesia sendiri kejadian ini menjadi pro kontra yang masih diperbincangkan warganet. Ada yang menilai ini merupakan bentuk kearifan lokal, ada juga yang berpendapat hal tersebut sangatlah memalukan.

Perbincangan tentang pawang hujan ini pun sampai menjadi tranding topic twitter dengan tagar 'pawang hujan' dan 'memalukan'.

Perdebatan tersebut tidak lepas kaitannya dengan unsur agama, sebab seperti yang kita ketahui Indonesia sendiri merupakan negara dengan mayoritas penduduk beragama Islam, yang tentu nya menentang hal semacam itu.

"Ngeliat sendiri pawang hujan nggak ngaruh, semakin yakin mending bertawakal pada Allah saja, nggak usah yang aneh-aneh," tulis akun Ridwan Hanif.

Disisi lain, ada juga yang pro dengan mengganggap ritual pawang hujan tidak sepenuhnya salah, sebab ini merupakan peninggalan nenek moyang di zaman dahulu dan sebagai upaya pengenalan budaya tradisional Indonesia.

"Pawang hujan kok dibilang sirik dan klenik? Profesi itu sudah ada ratusan tahun, dan sampai sekarang masih digeluti banyak orang. Hanya karena mereka punya ilmu yang kita tidak tahu, masak dibilang gitu," tulis akun Puthu EA.

Berkaca dari perbedaan pendapat yang terjadi terkait adanya pawang hujan, kita sebagai warga negara yang bijak patutnya bisa saling menghargai perbedaan yang ada.

Kita semua tentu tidak ingin adanya perpecahan disebabkan hal ini. Dilihat dari kacamata agama, khusus nya islam, kegiatan memanggil atau menghalangi hujan jelas merupakan tindakan yang melenceng, sebab turun tidak nya hujan adalah kuasa Allah SWT.

Kita sebagai manusia hanya bisa meminta dan berdoa, itupun ada doa dan sholat nya sendiri, yaitu sholat istisqa.

Tidak ada maksud buruk dibalik perbedaan pendapat akan hal ini, kita hanya saling mengingatkan demi sebuah kebaikan, namun bila tidak bisa diterima, tentu kita sebagai muslim yang baik harus lapang dada, bukan malah mencaci maki diantara perbedaan tersebut.

Sementara itu, dari sisi budaya, memang tidak lepas dari adat istiadat nenek moyang pada zaman dahulu, dimana Indonesia sebelumnya bernama Nusantara yang kental akan hal mistis didalamnya.

Indonesia memang dihuni oleh beragam suku, agama, budaya yang berbeda-beda, dimana kita sebagai warga negara yang baik harus saling menghargai perbedaan yang ada, kalau pun mengingatkan patutnya dengan cara yang santun demi terjaganya kesatuan dan persatuan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Balap Selengkapnya
Lihat Balap Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun