Mohon tunggu...
Andri Kurniawan
Andri Kurniawan Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Tulislah apa yang kamu pikirkan, cintailah apa yang menjadi milikmu. Kita semua berjalan menuju kesuksesan dengan caranya masing-masing, sebab ada yang harus dinanti, didoakan, serta diusahakan.

Selanjutnya

Tutup

Balap Pilihan

Pro Kontra di Balik Kehadiran Pawang Hujan pada Motogp Mandalika Indonesia 2022

21 Maret 2022   09:35 Diperbarui: 21 Maret 2022   09:36 823
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(sumber: tangkapan layar twitter resmi motogp)

Perbincangan tentang pawang hujan ini pun sampai menjadi tranding topic twitter dengan tagar 'pawang hujan' dan 'memalukan'.

Perdebatan tersebut tidak lepas kaitannya dengan unsur agama, sebab seperti yang kita ketahui Indonesia sendiri merupakan negara dengan mayoritas penduduk beragama Islam, yang tentu nya menentang hal semacam itu.

"Ngeliat sendiri pawang hujan nggak ngaruh, semakin yakin mending bertawakal pada Allah saja, nggak usah yang aneh-aneh," tulis akun Ridwan Hanif.

Disisi lain, ada juga yang pro dengan mengganggap ritual pawang hujan tidak sepenuhnya salah, sebab ini merupakan peninggalan nenek moyang di zaman dahulu dan sebagai upaya pengenalan budaya tradisional Indonesia.

"Pawang hujan kok dibilang sirik dan klenik? Profesi itu sudah ada ratusan tahun, dan sampai sekarang masih digeluti banyak orang. Hanya karena mereka punya ilmu yang kita tidak tahu, masak dibilang gitu," tulis akun Puthu EA.

Berkaca dari perbedaan pendapat yang terjadi terkait adanya pawang hujan, kita sebagai warga negara yang bijak patutnya bisa saling menghargai perbedaan yang ada.

Kita semua tentu tidak ingin adanya perpecahan disebabkan hal ini. Dilihat dari kacamata agama, khusus nya islam, kegiatan memanggil atau menghalangi hujan jelas merupakan tindakan yang melenceng, sebab turun tidak nya hujan adalah kuasa Allah SWT.

Kita sebagai manusia hanya bisa meminta dan berdoa, itupun ada doa dan sholat nya sendiri, yaitu sholat istisqa.

Tidak ada maksud buruk dibalik perbedaan pendapat akan hal ini, kita hanya saling mengingatkan demi sebuah kebaikan, namun bila tidak bisa diterima, tentu kita sebagai muslim yang baik harus lapang dada, bukan malah mencaci maki diantara perbedaan tersebut.

Sementara itu, dari sisi budaya, memang tidak lepas dari adat istiadat nenek moyang pada zaman dahulu, dimana Indonesia sebelumnya bernama Nusantara yang kental akan hal mistis didalamnya.

Indonesia memang dihuni oleh beragam suku, agama, budaya yang berbeda-beda, dimana kita sebagai warga negara yang baik harus saling menghargai perbedaan yang ada, kalau pun mengingatkan patutnya dengan cara yang santun demi terjaganya kesatuan dan persatuan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Balap Selengkapnya
Lihat Balap Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun