Hingga Senin (28/02/22), konflik Rusia dengan Ukraina masih berkecambuk. Upaya damai yang sebelumnya digaungkan antara wakil Rusia dan Ukraina sampai sekarang nyatanya masih belum menemui hasil.
Terhitung sudah 5 hari, sejak Rusia melancarkan operasi militernya ke Ukraina. Alih-alih mencapai kesepakatan damai, konflik Rusia dan Ukraina malah semakin memanas. Hal tersebut buntut keterlibatan NATO yang berencana mengirim bantuan senjata kepada Ukraina.
Terlebih lagi NATO dan AS baru saja memberi Rusia sanksi ekonomi, yaitu pembekuan bank-bank besar terhadap SWIFT (jaringan bank internasional).
Mendengar pernyataan tersebut, tentu Putin merasa dipojokkan dan disepelekan. Menanggapi hal tersebut, Putin pun melakukan langkah yang dinilai cukup ekstrim, yaitu pengerahan pasukan khusus senjata nuklir.
Dikutip dari Channel News Asia, Putin meminta Jendral Pertahanan Rusia untuk meningkatkan status siaga tinggi pada pasukan khusus senjata nuklir.
“Saya memerintahkan Menteri Pertahanan dan Kepala Staf Angkatan Bersenjata Rusia untuk menempatkan pasukan pertahanan (deterrence force) militer Rusia ke mode layanan tempur khusus,” kata Putin melalui siaran televisi, Minggu (27/2/2022).
“Seperti yang kita lihat, negara-negara Barat tidak hanya mengambil langkah yang tidak bersahabat terhadap negara kami dalam hal ekonomi, seperti sanksi ilegal yang kita ketahui bersama, tapi pejabat tinggi negara-negara NATO juga mengeluarkan pernyataan agresif terhadap negara kami,” lanjut Putin.
Sementara itu, Uni Eropa menyatakan bahwa pihaknya tidak ingin berperang dengan Rusia yang tentunya akan memberi dampak global yang buruk, apalagi rencana Rusia untuk melibatkan senjata nuklir dalam operasi militernya kali ini.
Dimana perlu diketahui bahwa Rusia merupakan negara terbesar yang menjadi pencipta dan pemilik nuklir terbesar dunia dengan total 1.458 nuklir aktif, 3.039 nuklir tersimpan, dan 1.760 nuklir tidak aktif.
Tentu akan sangat mengerikan bila Rusia menjatuhkan senjata nuklir ini di daratan dunia, yang tentu akan memusnahkan semuanya, khususnya populasi manusia. Belum lagi mutasi genetik yang ditimbulkan oleh adanya radiasi nuklir ini.
Berkaca dari dampak peperangan dunia, tentu kita semua sangat berharap bahwa konflik peperangan Rusia-Ukraina, ataupun Palestina-Israel bisa mentas di meja perundingan, hingga keputusan damai.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H