Memperingati Hari Pers 2022 yang jatuh pada 9 Februari kemarin, para jurnalis Indonesia melakukan serangkaian kegiatan pengenalan tentang jurnalistik di banyak daerah. Kegiatan ini diselenggarakan sebagai upaya pengenalan dan penambahan wawasan tentang dunia media massa kepada masyarakat umum, umumnya untuk para remaja dan orang tua.
Sebelum itu, pers merupakan suatu lembaga sosial dan wahana komunikasi massa yang melaksanakan kegiatan jurnalistik meliputi mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi baik dalam bentuk tulisan, suara, gambar, suara dan audio, serta data yang dikemas dalam media digital.
Pers sendiri bisa dikatakan sebagai media massa yang memuat segala bentuk pemberitaan yang terjadi di Indonesia yang biasanya dimuat pada koran, televisi, radio dan semacamnya.
Di masa digitalisasi ini, kecepatan publikasi suatu informasi berjalan sangat cepat. Saluran televisi, media sosial, dan koran selalu update menyampaian segala kejadian, permasalahan, atau momen yang sekiranya penting bagi masyarakat, seperti situasi politik, sosial budaya, olahraga di Indonesia, bahkan dunia, meskipun kadangkala ada berita yang bisa dikatakan tidak berbobot.
Kecepatan penyebaran informasi dari satu ke satu yang lain merupakan bukti kemajuan teknologi, meski begitu masalah yang ditimbulkan tidak lah sepele, seperti maraknya berita hoaks, atau berita palsu yang sumbernya pun tidak jelas. Banyaknya sumber informasi berita membuat kita sebagai masyarakat harus pandai-pandai memilah berita. Disini kita harus mengkaji kredibilitas sumber berita tersebut, apa bisa dipercaya.
Kredibilitas merupakan suatu kualitas, kapabilitas, atau kekuatan untuk menimbulkan kepercayaan terhadap sesuatu.
Masalah diatas diperparah dengan masih banyaknya masyarakat yang menelan mentah-mentah berita yang ada, bila berita tersebut adalah berita yang lucu, tidak masalah, beda cerita bila berita tersebut mengandung unsur SARA, jelas akan menimbulkan perpecahan.
Kesalahpahaman dalam mencerna maksud dari suatu berita menjadi akar awal ,yang sebenarnya malah bagus untuk sebuah referensi dalam mencari kebenaran suatu berita, bukan malah saling menyalahkan dan adu domba.
Berita hoaks dapat dikenali dari sumbernya dan tata penulisan, serta pemilihan bahasa. Bila cenderung lebih banyak bahasa tidak baku, dan terkesan mendeskriminasi pada kelompok tertentu, maka patutnya dicek terlebih dahulu sumber awal berita tersebut turun.
Pers di Indonesia sendiri bisa dikatakan sudah cukup baik, beberapa kantor pemberitaan ternama sudah mulai berkembang pesat, contohnya kompas, jawapos, tribunnews, tempo detikcom, dan republika.