Mohon tunggu...
Andri Kurniawan
Andri Kurniawan Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Tulislah apa yang kamu pikirkan, cintailah apa yang menjadi milikmu. Kita semua berjalan menuju kesuksesan dengan caranya masing-masing, sebab ada yang harus dinanti, didoakan, serta diusahakan.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Perlunya Sosialisasi dan Realisasi Mitigasi Bencana serta Program Bangunan Anti Gempa di Indonesia!

19 Januari 2022   11:40 Diperbarui: 19 Januari 2022   11:43 637
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Potret rumah warga yang rusak karena gempa bumi (sumber: tribunnews.com)

4. Hindari berlindung dibawah pohon dan tiang-tiang yang kemungkinan bisa roboh.

5. Bila gempa tersebut terjadi dilaut, segera menjauh dari bibir pantai, sejauh-jauhnya menggunakan kendaraan atau berlari, bisa saja dengan masuk ke gedung bertingkat yang masih kokoh. Hal ini jelas sebagai upaya menghindar dari gempa yang mengakibatkan tsunami.

Tentu sangat penting adanya mitigasi bencana gempa bumi, sebab banyak sekali yang sudah menjadi korban karena adanya gempa bumi ini.
Contohnya gempa paling besar yang pernah melanda Indonesia di era modern ini yaitu gempa bumi Aceh 2004 dengan kekuatan 9.7 SR, yang kemudian disusul oleh tsunami setinggi 10 meter meluluhlantakan pesisir Aceh kala itu.

Selain mitigasi, program pembangunan rumah anti gempa pun perlu ditingkatkan di Indonesia, sebab bisa dikatakan masih sangat minim. Tentu kita bisa ambil referensi dari negara Jepang yang kian memperkuat program bangunan anti gempa nya.

Di Jepang sendiri, bangunan anti gempa berpatokan model sistem knock down, atau bongkar pasang, yang artinya setiap material penyusun bangunan sengaja dibuat tidak permanen, yang kemudian sewaktu-waktu bisa dibongkar, menggunakan kayu atau triplek sebagai penyusun. Berbeda dengan Indonesia yang menggunakan sistem cor yang bersifat permanen.

Selain itu, di Jepang juga menggunakan bata ringan dan baja ringan dalam konstruksi bangunan.

Terlepas dari itu semua, penerapan program rumah anti gempa di Indonesia mungkin akan berjalan lambat, sebab bangunan di Indonesia sendiri sangat lah banyak dengan kondisi yang berbeda-beda, belum lagi ketidakmerataan pembangunan di wilayah kota dan desa menjadi salah satu faktornya. Tentu membutuhkan dana yang besar pula.

Meski begitu, kita sebagai warga negara Indonesia sangat berharap adanya realisasi program penanggulangan bencana dari pemerintah, serta bantuan logistik dan bangunan bagi saudara-saudara kita yang terdampak bencana, khususnya gempa bumi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun