Aku yang penasaran segera menghampirinya, setelah kudekati, ternyata gundukan itu adalah seekor kucing yang tampak sedang terlentang. Betapa kagetnya, itu adalah Roni yang hilang dari kemarin.
Aku pun segera memegang tubuh gempal Roni, namun tidak ada respon, kubalik tubuhnya ke kanan ke kiri, tampak darah yang sudah membeku keluar dari mulut Roni, ia tampak kaku. Ya, Roni telah mati, dengan darah yang sudah kering, tubuh yang telah kaku, mata yang sudah rapat menutup. Tentu aku dan adik ku sangat merasa kehilangan, tidak ada lagi kucing yang mengeong-ngeong meminta makanan, melendot tubuh kita, mencakar-cakar tak jelas, serta meloncat-loncat dengan acak.
Roni segera aku kuburkan, kemungkinan ia ditabrak motor satu hari yang lalu.
Kini, tidak ada lagi Roni, sang penunggu pintu rumah di pagi hari, ia pergi begitu saja, membawa apa saja yang tersisa. Tampak kardusnya kini telah kosong tertutup sawang dan kenangan. Kehilangan hewan kesayangan.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H