Di sisi lain, mindset pemuda jaman sekarang pun harus diubah, pendidikan tinggi sarjana nyatanya tidak cukup untuk membuat kita terlihat 'wah' dihadapan para petani desa, sebab saat kita turun di lapangan, pada akhirnya kita terlihat seperti anak kecil yang tidak tau apa-apa dalam bertani.
Teori saja tidak cukup, butuh praktik langsung dan bimbingan dari ahlinya. Bila kita melihat peluang pemberdayaan petani milenial di Indonesia, sebenarnya sangatlah besar, sebab lulusan pendidikan tinggi pertanian pun melimpah. Tentu kita para pemuda berharap adanya kebijakan nyata untuk para petani muda dari pemerintah dalam upaya mengembangkan agribisnis di Indonesia.
Pemerintah perlu menyediakan segala infrastruktur dari lahan, benih, pupuk, dan segala penunjang lainnya, dan juga bisa diberikan insentif setiap tahunnya untuk keberlangsungan lembaga petani muda. Yang terbaru ini ada pembudidayaan ekspor impor tanaman porang yang memiliki nilai jual tinggi di pasaran dunia.
Tentu di sini penulis berharap pertanian di Indonesia bisa lebih maju, utamanya petani milenial yang tentunya dinantikan inovasinya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H