Menurut jurnal Scientific Report, letusan Gunung Toba ini termasuk dalam letusan supervulcano.
Letusan supervulcano merupakan jenis letusan gunung berapi yang dapat memuntahkan material sebanyak 1.000 kilometer kubik atau lebih.
Letusan ini menyebabkan terjadinya perubahan ekstrim di seluruh dunia, khususnya Indonesia dan India.
Kedua negara ini mengalami hujan lebat selama berbulan-bulan. Abu dari letusannya pun menutupi separuh wilayah bumi. Getarannya dapat dirasakan hingga Eropa.
Menurut perkiraan, korban jiwa akibat letusan ini diperkirakan hampir memusnahkan populasi manusia saat itu, mengingat saat merupakan zaman purba, jadi penduduk manusia belum banyak dan tidak dapat dipastikan.
Mengerikannya, abu vulkanik dari letusan Gunung Toba tersebut menutupi matahari selama enam tahun lamanya, sehingga Eropa mengalami cuaca dingin yang ekstrim.
Muntahan material bertebaran hingga 2.800 km jauhnya, tsunami dengan ketinggian puluhan meter menerjang negara sekitar, seperti Indonesia, India, Malaysia, dan Thailand.
Bila dibuat perbandingan antara bom atom Hiroshima dan Nagasaki, letusan Gunung Toba bisa dikatakan 300 ribu lebih dashyat daya hancurnya.
Letusan dashyat tersebut membuat bagian bawah Gunung Toba tenggelam masuk, dan membentuk kaldera yang kini kita kenal dengan sebutan danau Toba, sedangkan Pulau Samosir merupakan sisa gundukan dari Gunung Toba.
Dibalik sosoknya sebagai lokasi wisata yang indah, Danau Toba ternyata menyimpan cerita kelam di masa lalu, tentu ini menjadi hal menarik untuk digali sebagai tambahan wawasan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H