Mohon tunggu...
Andri Kurniawan
Andri Kurniawan Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Tulislah apa yang kamu pikirkan, cintailah apa yang menjadi milikmu. Kita semua berjalan menuju kesuksesan dengan caranya masing-masing, sebab ada yang harus dinanti, didoakan, serta diusahakan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

"Cancel Culture" Terjadi karena Rendahnya Kebijaksanaan dalam Bertindak!

8 September 2021   04:05 Diperbarui: 8 September 2021   04:08 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seseorang sedang bermain ponsel (sumber: www.hops.id)

Cancel culture ada untuk menjadi kontrol sosial dari para publik figur. Dalam beberapa kasus, cancel culture yang ekstrim membuat artis yang mengalami sampai stres dan bunuh diri.

Selain artis, tokoh politik yang dianggap tidak amanah dengan janji-janji palsunya tidak luput juga dari cancel culture dengan rata-rata kasus penggelapan dana atau korupsi.

Anggap saja cancel culture itu pedang yang sudah terhunus di depan mata yang siap menusuk dirimu kapan pun dan bagaimana pun caranya. Seperti kata pepatah, "lebih baik diam daripada diminta untuk berhenti berbicara."

Bila kita memang tidak bisa mengontrol ucapan dan tindakan dengan baik, lebih baik diam.

Keberadaan paham cancel culture sangatlah penting, dengan adanya ini, kita masyarakat dapat mengetahui mana publik figur yang dapat dicontoh prilakunya dan mana yang sebaiknya ditinggalkan.

Terlepas dari itu semua, kita dapat mengambil pelajaran bahwa pendidikan dan moral sangatlah penting dimiliki oleh setiap orang. Dengan kedua hal tersebut, kita bisa lebih bijaksana dalam berbicara dan bertindak.

Jangan sampai kita dianggap rendah hanya karena kebodohan dan kesalahan kita dalam berucap dan berprilaku. Apalagi disini kita bicara dari sisi publik figur yang seharusnya menjadi contoh bagi orang banyak.

Sebetulnya masih banyak sekali keteledoran para publik figur yang tidak patut dicontoh, tinggal kita saja yang harus selektif dalam memilih idola mana yang baik ditiru atau tidak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun