Dunia kerja identik dengan persaingan antar karyawan. Setiap karyawan berlomba-lomba menyelesaikan tugasnya dengan semaksimal mungkin. Tidak jarang dalam pelaksanaannya, terjadi persaingan yang tidak sehat, seperti memfitnah pekerjaan karyawan lain dan semacamnya.
Tidak sampai disitu, di tempat kerja pun masih banyak senioritas antar pekerja. Umumnya senioritas banyak diterima oleh pekerja magang, sampingan, atau anak baru.
Mereka yang merasa senior seringkali akan bersikap semenah-menah pada kita anak baru. Pemikiran latar belakang dan pengalaman yang kurang membuat senioritas terjadi.
Sebenarnya hal ini sudah biasa dan umum, namun bila sikap senioritas sudah kelewat batas, seperti main fisik, menghina, serta menganiaya sudah termasuk tindakan kekerasan, atau perundungan.
Perundungan di tempat kerja tidak bisa dianggap sebagai bully an biasa, sebab sudah sangat mengganggu aktifitas kerja individu yang terlibat. Kasus perundungan kerja umumnya terjadi pada wanita.
Hal ini terjadi karena wanita dianggap seseorang yang lemah dan rentan akan pelecahan dan semacamnya. Perundungan atau bullying bisa terjadi pada siapa saja, bisa dari rekan kerja, atasan, bahkan anak buah.
Senioritas yang salah akan mengarah pada perundungan pekerja. Hal semacam ini tentu akan mengganggu kesehatan mental dan fisik pekerja tersebut.
Korban perundungan biasanya akan mengalami rasa gelisah, stress, panik, sulit tidur, serta penurunan rasa percaya diri, bahkan sampai bunuh diri.
Tentu kasus perundungan sebenarnya bisa dicegah, semua berawal dari pemikiran setiap pekerja itu sendiri. Seharusnya pekerja yang sejatinya orang pendidikan dan bermoral harusnya bisa membedakan mana yang benar dan mana yang salah.
Bukannya malah membully pekerja baru dengan minim pengalaman, katanya saja berpengalaman, tapi tidak tahu kebenaran. Bisa dikatakan para pekerja yang masih suka membully dan melakukan perundungan yang berlebihan itu bodoh.