Euforia keberhasilan Greysia Polli dan Apriyani Rahayu merengkuh emas Olimpiade masih sangat terasa hingga sekarang. Berbagai pujian dan penghargaan silih berganti diperoleh pasangan ganda putri Indonesia ini.
Semua kalangan ikut senang akan hal ini, dari orang tua, remaja, sampai anak-anak hanyut dalam kemenangan.
Melihat hal tersebut, banyak remaja yang pada akhirnya ingin menjadi atlet seperti Greysia dan Apriyani. Memang, semua orang berhak bermimpi dan bercita-cita, namun untuk meraihnya tidaklah mudah. Butuh perjuangan lebih. Seperti kata pepatah, "disamping angan, perlu adanya aksi, sebab tanpa adanya aksi, impian hanya jadi mimpi."
Sebelum bercita-cita jadi atlet, tentu kita harus memahami apa itu atlet, bagaimana kehidupan mereka, serta apa yang kamu inginkan dari profesi atlet.
Atlet merupakan seorang yang mahir dalam bidang olahraga tertentu dan kerap mengikuti perlombaan dalam beberapa tingkatan, seperti Kabupaten, Provinsi, Nasional, bahkan Internasional.
Kehidupan atlet tidak hanya dipenuhi kesenangan seperti yang tampak di layar televisi kita. Lebih dari itu, ada keringat, pengorbanan, serta harus rela jauh dari keluarga. Bahkan, Taufik Hidayat, sang legenda bulu tangkis Indonesia rela menunda sekolah untuk menjadi atlet.
"Pada umur 13 tahun, saya harus memutuskan. Karena kita paham sekali, olahraga itu singkat, beda dengan sekolah," kata Taufik saat mengisi seminar di Insitut Teknologi Bandung.
Taufik Hidayat pada akhirnya memilih berkiprah di bulu tangkis dan menunda sekolahnya. Keputusannya tersebut akhirnya berbuah manis.
Ia pun meraih berbagai prestasi di ajang bulu tangkis bergengsi, seperti Brunei Open, Indonesia Open, SEA Games, Kejuaraan Asia Open, sampai yang pada ajang Olimpiade Athena 2004, ia berhasil meraih medali emas dan mengokohkan dirinya di peringkat 1 dunia tunggal putra kala itu.
Namun kita bukan Taufik Hidayat, setiap orang memiliki mentalitasnya masing-masing. Ada yang mudah menyerah, ada juga yang pantang menyerah. Semua itu kembali ke tiap individu.