KEHIDUPAN DI MADIUN
Setelah rapat BPKRI, kehidupan Soemarsono tidaklah beruntung, meski beliau termasuk pahlawan yang memperjuangkan kemerdekaan, ia tidak mau dianggap sebagai pahlawan, menurutnya pahlawan sesungguhnya yaitu semua rakyat yang berjuang dan gugur membela tanah air.
Beliau pun pergi dari Surabaya menuju Madiun, disana ia bergabung pada Laskar Kiri Komando Pertahanan pimpinan Amir Syarifudin bersama Joko Sujono dan berpangkat perwira tinggi.
Beliau menjadi pimpinan yang mengomandoi pemberontakan terhadap Tentara Nasional Indonesia(TNI) di Madiun pada 18 September 1948. Soemarsono dan rekan-rekannya pun diburu oleh pasukan pertahanan Indonesia.
Soemarsono bersama Front Demokrasi Rakyat membentuk Pemerintahan Front Nasional, ia pun diangkat sebagai Gubernur Militer Madiun. Belum lama, pada 27 September 1948 TNI berhasil menguasai Madiun. Soemarsono dan kawan-kawannya banyak mengalami kerugian.
KEPERGIAN
Ia pun kabur dan mendiami wilayah kependudukan Belanda. Setelah peristiwa G30SPKI 1965, ia ditangkap oleh pasukan keamanan Indonesia dan dijatuhi hukuman penjara selama 9 tahun. Setelah bebas dari penjara, ia pergi mengasingkan diri ke Australia dan pindah kewarganegaraan. Soemarsono meninggal pada 8 Januari 2019 di Sdyney Australia.
Meskipun menjadi pahlawan di pertempuran Surabaya, Soemarsono masih dianggap antek PKI. Soemarsono pun menjadi pejuang tanpa title pahlawan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H