Pembangunan ekonomi suatu negara adalah sebuah keniscayaan yang bisa digapai melalui strategi reformasi. Koehn dalam Farasman (2020) Ada beberapa strategi yang dilakukan oleh Cina dalam melakukan reformasi admnistrasi pemerintahan guna mencapai pembangunan ekonomi yang bermuara pada kesejahteraan masyarkat diantaranya:
- Reformasi dilakukan dengan hati-hati dan bertahap
- Dalam melakukan reformasi, hal pertama yang dilakukan adalah menentukan arah reformasi itu sendiri. Orang-orang yang memiliki kapabilatan dan kompetensi tinggi memiliki peran penting dalam melakukan reformasi di Cina. Deng Xiaoping, "Membangun Cina seperti menyeberangi sungai dengan merasakan bebatuan yang terinjak kaki".
- Reformasi birokrasi
- Redormasi birokrasi mencakup aspek peraturan dan sumber daya manusia/pegawai pemerintah diantaranya program percepatan pensiun untuk mengganti pekerja-pekerja yang sudah kurang produktif, pemangkasan tahapan adminisitratif dalam segala bidang untuk mengurangi pungli, memperbolehkan birokrat untuk keluar dari pekerjaannya dan menjadi, gencar malakukkan gerakan anti korupsi dengan memberlakukan hukuman mati bagi para koruptor yang terbukti bersalah, hukuman ini tidak pandang bulu, bahkan petinggi-petinggi  PKC jika terbukti bersalah pun dihukum mati. Pada tahun 2003 Cheng Kejie (pejabat tinggi PKC) dihukum mati karena terbukti menerima suap US$ 5 juta. Kutipan dari Zhu Rongji (PM China tahun 1998) "Berikan saya 100 peti mati, 99 akan saya kirim untuk para koruptor. Satu buat saya sendiri jika saya pun melakukan hal itu."
- Menghargai da menghormati sejarah bangsa
- Keberhasilan Cina juga disebabkan keberhasilan reformasi di bidang politik, ekonomi, budaya, dan hukum. Di bidang politik, yaitu tercapainya stabilitas nasional yang penting dalam menunjang keberhasilan pembangunan ekonomi dan adanya dukungan politik terhadap kepemimpinan nasional. Keberhasilan ini dicapai karena Cina mampu menghindari benturan sejarah, dengan mengakui bahwa Cina telah tumbuh melalui tahapan: revolusi, rekonstruksi, dan reformasi.Â
- Dengan kata lain, Cina mengakui, keberhasilan hari ini tidak lepas dari modal sejarah masa lalu. Itu sebabnya Cina mampu menempatkan pemimpin-pemimpin nasionalnya pada tempat terhormat, apa pun kesalahan dan kekeliruan yang telah dibuatnya karena jasa mereka tidak bisa dihilangkan oleh kesalahannya.Â
- Productivity culture muncul sebagai akibat persaingan antarbangsa akibat globalisasi (China lebih suka menyebutnya modernisasi, karena Globalisasi adalah paksaan dari US dan UE sedangkan modernisasi "bisa dikendalikan") Semangat bersaing bangsa Cina muncul dari ingatan masa lalu, yang sebagai "bangsa besar" ternyata diinjak-injak dan dipermalukan bangsa Barat dan Jepang. Kegeraman historis itulah yang mengikat pemimpin dan rakyat Cina, dengan menyingkirkan perbedaan ideologis, etnis, dan perbedaan yang lain.
- Reformasi dibidang ekonomi
- Cina tidak melakukan langkah besar-besaran dan serentak, tetapi bertahap. Reformasi ekonomi dimulai di sektor pertanian, yang berhasil meningkatkan penghasilan petani. Keberhasilan ini memperkuat posisi Deng Xiaoping untuk melangkah maju. Petani, yang berjumlah sekitar 800 juta orang dan merupakan masyarakat terbesar, ada di belakang Deng Xiaoping. Langkah pertama yang dilakukan adalah mengembalikan usaha tani yang dulu dikuasai pemerintah kepada petani.Â
- Langkah reformasi ekonomi Cina yang kedua adalah mengembangkan industri manufaktur, untuk mengembangkan dan memperluas usaha kecil menengah dan wiraswasta.Â
- Dalam reformasi ekonomi dengan langkah besar, Cina mengikuti pola negara industri baru, yaitu memberi prioritas kepada sektor ekonomi yang dapat menghasilkan pertumbuhan yang pesat tanpa intervensi pemerintah yang besar.Â
- Berikutnya adalah langkah revolusioner yang tidak lazim dalam suatu negara Komunis, yaitu membuka Cina untuk penanaman modal asing (PMA). Proyek PMA ini berhasil meningkatkan produksi dan ekspor Cina dengan amat besar dan dalam waktu relatif singkat tanpa pengeluaran dana pemerintah yang besar. Selama tahun 2002, lebih dari 50 milyar dollar AS mengalir ke Cina.Â
- Dengan masuknya Cina ke WTO, pertumbuhan ekonomi yang cepat, pembangunan yang diharapkan berkembang di wilayah Barat, serta stabilitas politik, pada pembangunan lima tahun periode 2006-2010, penanaman modal asing diharapkan mencapai 100 milyar dollar AS setiap tahun. Reformasi ekonomi di bidang administrasi dilakukan bertahap dan berhasil mengatasi hiperinflasi dan depresiasi. Pemerintah juga mendirikan lembaga-lembaga yang memungkinkan untuk mengendalikan inflasi.Â
- Juga pembaruan sistem perbankan dan pengembangan pasar modal. Pasar obligasi didirikan untuk menyerap kelebihan yang dapat mengakibatkan inflasi. Bursa efek untuk menarik dana masyarakat guna ditanam secara produktif. Langkah-langkah strategis ini telah mendorong berkembangnya ekonomi pasar. Cina berhasil membangun ekonominya dengan sistem mereka sendiri yang disebut Socialist Market Economy. Untuk menciptakan kondisi masyarakat yang mampu mendukung reformasi ekonomi, Cina juga melakukan reformasi budaya yang dikenal dengan liberalisasi pikiran.Â
- Masyarakat Cina adalah masyarakat yang kokoh mempertahankan nilai-nilai tradisional, terutama pengaruh konfusianisme yang kuat dan nilai-nilai petani tradisional. Pengaruh kuat ini disebabkan rentang sejarah panjang serta Cina merupakan negara agraris, dengan petani yang mencapai hampir 80 persen dari penduduk Cina. Reformasi budaya ini dimaksud untuk menyesuaikan sisi-sisi pengaruh konfusianisme dan budaya petani tradisional yang kurang sesuai dengan semangat pembangunan Cina (www.kompas.com).Â
- Transformasi birokrasi Cina yang berorientasi pada pasar diperkuat dengan masuknya Cina ke Organisai Perdagangan Dunia (WTO). Pada tanggal 10 Desember 2001, RRC secara resmi menjadi Anggota WTO yang ke 143. Bergabungnya Cina di WTO mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi Cina yang luar biasa. Zona ekonomi khusus sampai tahun 2008 China yakni membentuk 15 zona perdagangan bebas, 32 zona pengembangan teknologi, dan 53 zona pengembangan industri baru untuk teknologi tingkat tinggi.
- Â Shanghai, Shenzhen, Guangdong, Guangzhou adalah contoh zona ekonomi khusus di China. Adapun kebijakan ekonomi di Zona Ekonomi Khusus yaitu insestif pajak khusus untuk investasi asing, independensi untuk perdagangan internasional, menerapkan 4 prinsip yaitu:
- a. Kebijakan utama untuk menarik dan memanfaatkan modal asing.
- b. Bentuk kerjasama ekonomi adalah join venture dan kerjasama antara asing dengan domestik.
- c. Produk yang dihasilkan berorientasi ekspor.
- d. Aktivitas ekonomi digerakkan oleh ekonomi pasar
- Lebih lanjut, peran Usaha Kecil dan Menegah (UKM) dan bisnis swasta daerah yang disebut sebagai Township and Village Enterprises (TVEs) dalam menopang kekuatan ekspor Cina.
- Pembangunan Infrastruktur
- China membangun infrastruktur untuk menyokong perekonomian yaitu jalan tol, subway, pelabuhan, bandara, jembatan, dll. Bendungan terbesar di dunia terdapat di China yaitu Three Gorges Dam. Menurut studi Merrill Lynch dana investasi untuk pembangunan infrastruktur di China selama periode 2009-2012 sebesar US$ 725 miliar.
Salah satu produk dari liberalis dan kapitalis yaitu adanya privatisasi, beralihnya kepemilikan negara menjadi kepemilikan perorangan atau swasta. Privatisasi ini dipercaya banyak negara-negara kapitalis sebagai jalan menuju keberhasilan dan transfer teknologi bagi perusahaan ataupun lembaga. China, setelah mereformasikan ekonominya, yang mereka sebut sebagai kapitalisme berjiwa sosial telah membuat negara ini berkembang pesat dalam perekonomiannya dan menjadi salah satu kekuatan ekonomi dunia bersama AS dan Uni Eropa.Â
Sudah pasti kemajuan yang dialami ekonomi China akibat liberalisasi sektor perdagangan, sektor keuangan dan melakukan privatisasi terhadap beberapa aset atau perusahaan negaranya yang dahuli dikuasai dan dimiliki oleh pemerintah sebagai alat untuk menyejahterakan bangsanya.Â
Namun ada yang bebeda dengan privatisasi yang dilakukan China ini, pemerintah China melakukan pelepasan kontrol aset dan perusahaan yang dulunya dipegang pemerintah kepada rakyatnya sendiri, berbeda dengan kebanyakan di negara maju lainnya. Privatisasi umumnya dilakukan dengan mengalihkan kepemilikan negara kepada kepemilikan asing yang dilakukan dengan cara menjual saham ataupun FDI (Foreign Direct Investment).Â
Privatisasi China dilakukan dengan menjual saham kepada rakyatnya sendiri sehingga keuntungan yang didapat tidak akan "lari" jauh-jauh dari negara, inilah yang dilakukan China. Pemerintah China juga memfasilitasi kegiatan impor besar-besaran produk pangan untuk menimbun stok saat harga komoditas yang tidak bisa diproduksi China itu sedang jatuh dipasaran (www.kompas.com).
Daftar Pustaka
Â
Farazmand (ed.). 2020 Global Encyclopedia of Public Administration, Public Policy, and Governance (pp.1-11).
kompas.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H