Dalam bersosialisasi, kita tentu akan menemukan banyak kepribadian yang menjadikan kita memilih pertemanan yang baik yang dapat dijadikan sebagai sahabat. Kita tidak bisa menuntut orang untuk menjadi sahabat yang baik sebelum kita dahulu menjadi sahabat yang baik. Rif'an (2019) menyebutkan terdapat aturan agar membentuk lingkungan menjadi sahabat yang baik antara lain:
- Uhibbuka lillah, yaitu semata-mata karena Tuhan dan mengharapkan keridhoanNya.
- Â Terbuka, persahabatan ada kalanya saling terbuka untuk saling memberikan masukan yang baik dan saling berdiskusi untuk menghindari adanya prasangka buruk.
- Menganggap sahabat adalah manusia biasa, setiap manusia memiliki kelebihan serta kekurangan yang harus kita hormati dan tidak dapat kita menuntut sesuai dengan keinginan kita.
- Saling perlu dan bantu, kita pasti memerlukan bantuan kepada teman kita begitu juga dengan teman yang membutuhkan kita. Jangan ada hanya ketika sedang senang melainkan ada dan inisiatif untuk mengulurkan tangan membantu kesulitan.
- Saling menasehati, setiap manusia memiliki kelemahan dan pasti pernah melakukan kesalahan. Sahabat yang baik akan selalu saling menasehati agar tidak terjerumus kedalam hal yang kurang baik.
Sahabat yang baik akan mendorong kita untuk menjadi lebih baik dan berprestasi. Terdapat beberapa sikap untu menjadi berprestasi antara lain:
1) Memiliki visi
Visi adalah menggabarkan target seseorang untuk harus jadi apa dan bagaimana yang akan mendorong untuk melakukan sesuatu. Kita tidak boleh menjadi air yang mengalir melainkan visi, misalkan 10 tahun harus menjadi apa dan bagaimana tindakan untuk menjadi seseorang tersebut, dll.
2) Mencoba hal baru
Kita tidak bisa berada di zona nyaman melainkan harus selalu berinovasi dan mencoba hal yang baru khususnya di era digital ini yang menuntut adanya perubahan. Change or die.
3) Menyukai tantangan
Ketika kita menyukai adanya tantangan maka kita akan terdorong untuk selalu tertantang dan menjadikannya pembelajaran untuk lebih baik lagi.
4) Memiliki daya tahan
Kita sebagai manusia tidak boleh lemah dan tahan banting ketika dihadapkan sesuatu karna masalah pasti ada jalan keluarnya dan Tuhan tidak akan memberikan cobaan diluar batas kemampuan makhluknya.
5) Memberikan yang terbaik
Ketika melakukan sesuatu, kita harus memberikan hal yang tuntas dan terbaik, jangan setengah-setengah, kelak hasil baik akan mengikuti kita.
6) Optimis
Dalam menjalankan kehidupan kita harus selalu optimis, ketika ada kesalahan dan gagal bukan berarti kita lemah dan pesimis, oleh sebab itu kita harus optimis untuk meraih cita-cita.
7) Menghargai waktu
Waktu tidak dapat kembali lagi, oleh sebab itu waktu harus kita hargai seolah-olah kita mati esok hari, kita yang mengatur waktu jangan waktu yang mengatur kita. Ada beberapa indikasi waktu yang menghargai kita atau manajemen waktu yang buruk yaitu:
- Jadwal ditentukan oleh orang lain yang seolah waktu mengatur kita;
- Menghadiri kegiatan yang kurang penting, menghamburkan waktu, dan tidak bertujuan;
- Sering menunda pekerjaan, hargai waktu seolah kita mati esok hari maka waktu akan menghargai kita;
- Sering melakukan pekerjaan yang injury time sehingga hasil pekerjaan menjadi kurang maksimal.
Â
Daftar Pustaka
Rif'an, Ahmad Rifa'i. 2019. Menjdi Pemuda Bertauhid Berakhlak Berprestasi. Jakarta: Gramedia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H