Dari data di atas, dapat kita perhatikan adanya penurunan angka inflasi di Indonesia, hal ini mengindikasikan perputaran uang di Indonesia sempat melemah yang salah satunya disebabkan adanya indikasi scarring effect.
Scarring effect merupakan suatu kondisi masyarakat khawatir untuk menginvestasikan atau membelanjakan uangnya sebagai dampak dari kondisi tertentu dan mengakibatkan sisi permintaan barang/jasa menjadi menurun atau diluar perkiraan. Bayangkan jika hantu scarring effect ini terus berlanjut maka akan mengakibatkan penurunan Product Domestic Bruto yang berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
Masalah tersebut merupakan permasalahan kita bersama, lembaga keuangan saling membahu untuk mengurangi scarring ini dan telah dibawa ke dalam agenda G20. Berikut langkah dari lembaga keuangan di Indonesia:
- Kebijakan restrukturisasi pembiayaan dan kredit oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang memicu kemudahan masyarakat dalam mengajukan kredit dan pembiayaan;
- Relaksasi denda keterlambatan pembayaran premi penjaminan perbankan oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), hal tersebut memberikan kemudahan dalam menggunakan jasa perbankan;
- Agenda G20 berusaha mendorong perusahaan menata ulang kerangka bisnis, struktur keuangan, dan Manajemen agar tidak rigid dan fleksibel;
- Agenda G20 yang mendorong realokasi modal dan investasi guna meningkatkan produktivitas.
- Agenda G20 mendorong penguatan sistem kesehatan.
- Agenda G20 dengan pemanfaatan teknologi digital untuk meningkatkan pengetahuan digital masyarakat serta inklusi pembayaran digital kepada UMKM untuk memudahkan masyarakat dalam bertransaksi;
- Bank Indonesia terus menguatkan komunikasi kebijakan kepada masyarakat agar meningkatkan ekspektasi masyarakat dalam membelanjakan dan menginvestasikan uang.
- Bank Indonesia terus melakukan bersinergi kebijakan moneter dan fiskal serta transformasi digital.
Semoga kedepannya scaring effect dapat diminimalkan dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia terus bertumbuh, optimis!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H