2. Memotivasi masyarakat dilakukan dengan mengajak masyarakat untuk menggambarkan dan merencanakan wilayah, yang disebut dengan participatory design and planning. Pendekatan yang dilakukan terhadap masyarakat secara psikologis akan memberikan rasa keberpihakan kepada masyarakat. Selama ini, kebijakan lingkungan seperti satu arah, dengan adanya ZWC kebijakan lingkungan dapat berjalan dua arah dan saling mengetahui keinginan satu sama lain.
b. Memperkuat potensi yang ada
Memperkuat potensi yang ada dan dikembangkan dengan memberikan masukan–masukan/ input serta membuka berbagai peluang– peluang berkembang sehingga masyarakat semakin berdaya, misalkan potensi kreativitas mengelola sampah menjadi hasil tangan yang dapat dijual, berikut contoh kerajinan tangan dari pengelolaan sampah:
Secara aplikatif, perlindungan dan pendampingan terhadap kelompok masyarakat bawah dan menengah dilakukan melalui dua hal yaitu :
  1.Penguatan akses
Pada pemberdayaan kelompok masyarakat, pendampingan dilakukan dengan menciptakan akses dari kelompok informal kepada kelompok formal, kelompok yang diberdayakan dengan kelompok pemberdaya. Kebutuhan akan akses ini sangat menentukan partisipasi dan sharing value antar stakeholder dalam proses pemberdayaan khususnya pemberdayaan dalam meningkatkan ZWC.
  2.Penguatan teknis
Dilakukan sebagai bagian dari kegiatan advocacy sehingga dapat diwujudkan peningkatan kapasitas kelompok yang diberdayakan. Keterlibatan secara aktif dari masing–masing stakeholder diwujudkan dalam bentuk share nyata seperti program, pendanaan, dan kebijaksanaan (policy).
ZWC akan tercapai ketika ketiga aktor saling merasa dihargai value masing-masing dan diperlukan adanya partisipasi masyarakat yang aktif dalam program ini. Dengan IRA, diharapkan partisipasi masyarakat dalam ZWC khususnya di 8 kota percontohan akan tercapai yang nantinya akan berimplikasi terhadap peningkatan EPI dan menciptakan Indonesia bersih dan sehat.
Â