b.alogiaÂ
Alogia atau kemiskinan bicara adalah pengurangan atau penurunan (reduksi) berbicara. Penderita mungkin tidak berinisiatif untuk berbicara dengan orang lain, dan jika ditanya secara langsung (direct question), ia menjawabnya dengan singkat dengan isi jawaban yang tidak berbobot.
c.Avolition
Avolition adalah ketidakmampuan untuk bertahan pada saat-saat biasa, atas aktivitas yang mengarah pada pencapaian tujuan, termasuk dalam bekerja, sekolah dan di rumah. Orang tersebut memiliki masalah besar dalam menyelesaikan tugas-tugas dan adanya disorganisasi dan ketidakpedulian; nyata sekali secara penuh tidak termotivasi. Kurangnya tingkah laku ini merupakan bagian besar atas stimulus yang berlebihan (overload) dan masalah-masalah perhatian dalam orang-orang skizofrenia.
Positif Simtom
Positif simtom merupakan simtom-simtom yang berupa "tambahan" terhadap pola-pola perilaku orang-orang pada umumnya, seperti lonjakan emosional yang kuat, agitasi motorik, interpretasi kejadian-kejadian yang salah atau menyimpang dan delusional, yang disebut delusional interpretation.
Positif simtom skizofrenia meliputi delusi, halusinasi, disorganisasi pikiran dan pembicaraan serta disorganisasi perilaku atau perilaku katatonik. Simtom-simtom ini dapat tampil pada gangguan-gangguan lain. Di pihak lain, banyak orang dengan skizofrenia juga mengalami depresi atau menunjukkan perubahan atau penyimpangan suasana hati (mood) yang besar sekali (tremendous mood swings). Hal ini dapat membuat perbedaan antara skizofrenia dengan gangguan mood pada penderita psikosis, yang tampil menyesatkan. Jika simtom-simtom psikotik muncul hanya selama periode depresi atau mania yang jelas, maka diagnosis yang memperlihatkan banyak kecocokan adalah gangguan mood dengan tampilan psikotik. Jika simtom-simtom psikotik terjadi secara substansial tanpa depresi atau mania, atau jika depresi atau mania tidak sesuai dengan kriteria diagnosis gangguan suasana hati (mood disorder), maka diagnosis yang lebih tepat adalah schizophrenia atau gangguan schizoaffective.
a. delusi
Delusi merupakan gagasan (idea) atau pendapat bahwa seorang individu meyakini suatu kebenaran, yang kemungkinan besar bahkan hampir pasti, jelas, tidak mungkin. Tentu saja, banyak orang terkadang memegang keyakinan yang kemungkinan besar bisa jadi salah, seperti keyakinan akan menang lotre.
b. Halusinasi
Hasulinasi adalah gejala dimana seseorang melihat sesuatu yang sebenarnya tidak ada. Sebuah penelitian menemukan bahwa 15% dari mahasiswa universitas yang memiliki kesehatan mental tercatat beberapa kali atau kadang-kadang mendengar suara, seperti suara Tuhan yang mengatakan kepada mereka untuk mengerjakan sesuatu, "kata hati" mereka memberi mereka nasihat atau dua suara berdebat tentang sebuah topik (Chapman, Edel & Chapman, 1980). Hoeksema (2004) mengemukakan adanya bermacam-macam halusinasi. Pertama, halusinasi pendengaran (auditory hallucination), dimana orang mendengar suara-suara, musik, dan lain-lain, yang sebenarnya tidak ada. Ini merupakan yang paling sering muncul dan rata-rata lebih sering pada perempuan dibandingkan pada laki-laki. Halusinasi kedua yang sering muncul adalah (visual hallucination), seringkali berbarengan dengan halusinasi pendengaran. Sebagai contoh, seseorang mungkin melihat mahkluk gaib berdiri di sisi tempat tidurnya, mengatakan kepadanya bahwa ia tak berguna dan harus mati. Bagaimanapun juga halusinasi dapat melibatkan kemampuan sensori untuk melakukan sesuatu. Berikutnya adalah halusinasi perabaan (tactile hallucination), melibatkan persepsi bahwa sesuatu sedang terjadi di luar tubuh seseorang. Sebagai contoh, hama atau binatang-binatang kecil sedang merayap naik kembali kepada orang tersebut.Â