Mohon tunggu...
Andri Atagoran
Andri Atagoran Mohon Tunggu... Freelanser -

MENULIS BUKAN SEKEDAR HOBI Silakan kunjungi blog sederhana saya http://klikanakzaman.blogspot.co.id/ Alumni Fakultas Ekonomi-Universitas Pancasila

Selanjutnya

Tutup

Money

Anekdot Internet, Lifestyle dan Strategi Marketing

30 Juli 2015   22:21 Diperbarui: 12 Agustus 2015   03:59 429
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Strategi marketing di dunia bisnis tidak terlepas dari konsep 4P (produk, price, placement, and promotion) atau yang kita kenal dengan Marketing Mix. Sebuah strategi dimana masyarakat bisnis saat ini sedikit memberikan kesan bermakna ganda. Di satu sisi, orang melihat bahwa strategi ini adalah strategi marketing gaya jadul, tetapi di sisi lain perusahaan besar manapun tetap menerapkan strategi ini dalam menjalankan bisnisnya. Tentunya masih ada banyak strategi lainnya yang dijalankan oleh perusahaan agar konsumen dapat betah berlama-lama menggunakan produku atau jasa yang ditawarkan.

Semenjak dipertengahan masa kuliah saya sekitar tahun 2009, istilah strategi marketing 4P ini menjadi sebuah trending topic setiap kali ada mata kuliah yang berkaitan dengan marketing atau yang kita kenal dengan manajemen pemasaran. Bahkan, hingga saat menyusunan skripsi pun teman-teman saya tidak sedikit yang mengangkat judul dengan tema seputar korelasi antara strategi pemasaran 4P dengan penigkatan penjualan.

Begitu cepat perkembangan dunia bisnis dan strategi marketing di Indonesia, belum selesai kuliah saya disuguhkan lagi sebuah konsep lagi yaitu 4C (Community, Co-Creation, Customisation dan Conversation). Muncul pikiran konyol saya,”apalagi sih ilmu baru ini, wong yang lama belum kelar dibahasnya.”

Betapa terkejutnya saya ketika mengetahui bahwa ternyata memang benar, tanpa saya sadari gaya hidup saya berubah jauh jika dibandingkan dengan awal saya masuk kuliah dengan setelah selesai kuliah. Lalu apa yang menyebabkan gaya hidup saya berubah? Jawabannya Internet. Bukan saya saja yang berubah, hampir sebagian besar masyarakat modern dunia mengalami perubahan gaya hidup sebagai akibat dari teknologi yang namanya internet ini.

Sebuah anekdot yang mengatakan demikian “Internet membuat orang yang dekat menjadi jauh dan membuat orang jauh menjadi dekat”. Betapa mustahil kita membayangkan, sepasang suami istri yang duduk sambil menikmati kopi sore di baranda rumah sibuk dengan gadgetnya masing-masing tanpa tanpa sepatah kata dan mempedulikan satu sama lain. Lalu dengan siapa mereka berkomunikasi di gadgetnya masing-masing? Mungkin dengan orang yang belum pernah mereka temui.

Lalu apa kaitannya dengan perubahan srategi pemasaran dari 4P menjadi 4C? Sebenarnya sih konteksnya bukan 4P diganti dengan 4C seperti anggapan kebanyakan orang, tetapi lebih tepatnya adalah 4P ditambahkan dengan 4C.

Saya jadi teringat ketika mengikuti sebuah pelatihan wirausaha di salah satu perusahaan pelatihan bisnis, sebut saja Formula Bisnis Indonesia (FBI) yang mengusung slogan “For Better Indonesia”. Sebenarnya materi pelatihan waktu itu bukan seputar strategi pemasaran 4C ini, karena hal ini sudah saya dapatkan di mata kuliah semester lima kalau tidak salah. Satu hal yang tidak saya lupakan waktu itu adalah bagaimana FBI mengungkap rahasia sukses KFC mempertahankan pelanggannya di tengah serbuan restoran-restoran cepat saji yang menjamur di Indonesia. Kuncinya sederhana, bagaimana dahsyatnya dan begitu kuatnya KFC mengikat pelanggan dengan simpul-simpul strateginya.

Strategi 4C, pertama Community, Tantangan terbesar untuk pemasaran adalah bagaimana agar produk yang anda jual bukan hanya sukses kepada individu, tetapi juga kepada komunitas. Internet, kita tentu masih ingat anekdot di atas bagaimana pengaruh internet hingga orang yang dekat dengan kita pun terasa sangat jauh. Tentu, ini adalah sebuah kemunduran. KFC menjawabnya dengan menyediakan tempat nongrong untuk komunitas (kumpulan individu) di outlet-outletnya. Tanpa kita sadari bahwa semakin hari kita merasa teman atau sahabat semakin jauh, tetapi ada sebuah kerinduan yang terobati ketika KFC menyediakan tempat yang nyaman bagi kita untuk sekedar untuk sharing pengalaman.

Kedua, Co-Creation, tidak semua orang yang tidak kreatif tidak bisa melakukan hal yang kreatif. KFC mampu membuktikannya dengan menydiakan fasilitas hotspot area bagi pelanggannya untuk berselancar dan menuangkan ide-ide kreatifnya di dunia internet atau pun sekedar menikmati hasil kreasi orang lain. Bahkan mungkin sekedar berbagi cerita tentang seru dan nikmatnya nongkrong di KFC bareng teman-teman lalu berselfi bersama waiters yang cantik atau ganteng.

Ketiga, Customisation, bisakah kita membayangkan bagaimana lelahnya kita harus mencari outlet KFC yang jauh dari rumah hanya sekedar untuk memenuhi keinginan makan sepotong ayam goreng? Layanan pesan antar sudah disediakan oleh KFF melalui o line sejak awal internet berkembang.

Lalu yang keempat, Conversation, bisakah kita menghitung berapa besar orang yang menelpon ke customer care KFC hanya untuk memberikan tanggapan seputar produknya dibandingkan dengan sekian banyak orang yang berkomentar tentang ayam goreng Kentucky tersebut di internet, khususnya media sosial seperti Twitter atau Fanpage Facebook?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun