Alhamdulillah ini jelas pertolongan Allah pada kami. Kami menikmati makan lezat di tengah gelapnya front kami. Ini keberkahan yang aku rasakan sahur di malam pertama Ramadhan.
Aku melihat dan waspada kalau ada orang yang akan menyerang kami.
Alhamdullilah, aku mengucapkan syukur pada Allah di pagi ini saya merasakan berkah dalam peperangan ini. Tampaknya kini sudah menjadi giliranku untuk berjaga. Ada tujuh orang lagi tidak sahur untuk sementara berjaga di depan saja karena khawatir akan serangan musuh yang mendadak.
Kamipun berganti tugasku menduduki posku dan orang yang berjaga bergerak untuk mendapatkan roti untuk keberkahan sahur.
Tiga orang Tentara 15 Ramadhan 1333 H
Sudah menjadi janji dari markas bahwa mereka akan memberikan tentara bagi peleteon kami Hari ini selang dua minggu dari permintaan Mulazim Ilham melalui telepon, Â datanglah ketiga orang tersebut yang berasal dari Al Quds. Al Quds ditinggalkan oleh beberapa orang prajuirt untuk memperkuat pertahanan Galipoli.
 Mereka masih termasuk orang-orang Arab Syam. Semuanya masih muda sekitar umur 20 tahun. Ada yang bernama Bakir seorang prajurit infantri dengan dua orang temannya yang bernama Syamsuddin dan Maulana.
Mereka menghadap Mulazim Ilham dan merekapun mengenalku dan aku ditempatkan di pos-pos yang ditinggalkan oleh orang yang syahid. Mereka tampaknya orang-orang yang terbiasa dengan pertempuran dan ternyata mereka adalah bekas relawan perang di Macedonia. Aku tentunya sangat senang bahwa penggantinya kini mempunyai keterampilan dan para prajurit pleton bisa menerima keberadaan ketiga dari mereka.
Aku memperkenalkan ketiga prajurit itu pada personil kami yang tersisa termasuk Abdul Khoir dan Jengis. Abul Khoir tanpanya senang datang pasukan Arab yang sebangsa dengannya . Lain dengan Jengis yang nampaknya tidak suka. Aha, itu aku kira persangkaan burukku saja. Aku pikir aku akan melepaskan prasangka yang buruk saja.
Mereka dekat dengan Senjata Mesin yang dipegang oleh kedua pasukan Mesut dan Hanzhalah. Mulazim memang harus puas dengan tiga orang yang ada padahal yang ia minta adalah 15 orang.
"Seandainya aku mendapatkan bantuan artileri ringan itu lebih baik lagi. Kita bisa menghancurkan mereka dengan mudah. Aku kira kita harus mengajari mereka memakai mortir terlebih dahulu karena mereka tidak biasa untuk menggunakan mortir"