Mohon tunggu...
Andri Faisal
Andri Faisal Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Seorang dosen manajemen keuangan dan Statistik. Peminat Sastra dan suka menulis fiksi. Suka Menulis tentang keuangan dan unggas (ayam dan burung) http://uangdoku.blogspot.com http://backyardpen.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

[Novel] Ismail the Forgotten Arab [Bagian 21]

26 Agustus 2017   14:05 Diperbarui: 26 Agustus 2017   14:24 1247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Kau tidak usah khawatirkan hal itu karena aku yakin bahwa kau tidak akan pergi dalam waktu yang lama. Setelah kau bertemu sekitar 10 menit kau bisa kembali"

Ada godaaan untuk menerima tawaran tersebut. Aku pikir ini khan cuma 10 menit aja. Pasukan Australia tidak akan bisa mneyrang mereka dalam 10 menit saja. Yah,kalau begitu ia siap untuk pergi ke sana. Aku ingin bertanya menggunakan apa? Ah, jangan hal itu sama saja aku meminta izin untuk pergi. Aku tahan terlebih dahuu keinginanku untuk mendapatkan izin ke Paman Muchtar. Aku kira aku akan mendapatkan izin tersebut kala perang di Galipoli benar-benar selsesai.

Kapan selesai? Perang tersebut tidak menunjukkan suatu yang membayangkan bahkan koban terus berjatuhan bukankah kalau ketemu paman nanti ia bisa saja ketemunya yang terakhir? Ia harus mengutarakan maksudnya segera pada pamannya selama lagi hidup untuk menikahi Aisyah. Bukankah salah satu tujuan meski bukan tujuan utama adalah menikah setelah mereka berhaji. Ia uga ke Turki masih mempunyaiarapan dengan anak pamannya tersebut. Namun Aisyah menolak jikaayahnya belum memberinya izin. Bibi Fathimah sampai marah-marah pada Aisyah karena menolak lamaran. Menurut hemat Bibi Asiyah, dalam keadaaan darurat maka Ayahnya atau Paman Muchtar bisa diberi kabar melalaui kabel di Madina. Tetapi anak tersebut memang patuh sama oang tuanya.

Kalau memang jodoh sudahlah saya tidak usah memaksakan.

"Mulazim , aku kira aku tidak perlu terlebih dahulu ke sektor 17 karena aku pikir akan ada serangan"

"Kau tidak perlu merasa tidak enak, apakah kau tidak percaya bahwa aku mamapu melawan pasukan Australia itu dengan pasukan kita?"

Tentu saja hal itu menohok saya. Saya tidak bermaksud bahwa saya orang yang paling dibutuhkan di peleton ini namun saya harus berkewajiban menjaga peleton ini

"Aku sudah diberi tanggung jawab. Bagiku aku harus menyelesaikan. Mohon Muazzim mengerti hal ini", kataku memohon

"Yah, kalau begitu keinginan atau tekad hatimu namun kau akan sulit lagi mencari kesempatan untuk bertemu denganmu

Tentu aja ia tidak pernah tahu maksudku ketemu dengan Paman Muchtar karena masalah keluarga ini aku simpan baik-baik hinga nanti hari pernikahanku dengan anak pamanku tersebut.

Aku dan Abdul Khoir

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun