Aku menemani Rauf Bey ke sebuah negeri yang di ujung Utara. Kalau saja bukan karena dorongan dari perjuangan aku malas karena misi kami jelas bukan misi yang mudah. Dari lima puluh awak kapal menaiki kereta.
Kereta berjalan menuju Albania, Hungaria, Jerman hingga ke Perancis. Dari Perancis kami menuju negeri di Utara tersebut. Anakku sudah menggambarkan Kapal Yavuz Sultan Salim dan juga kapal Mesudiyye. Dua kapal raksasa yang akan menjadi kebanggan dari bagsa Turki Utsmaniyah.
Anak-anak kecil menyisihkan uangnya untuk membeli kapal kebanggan. Tidak ada niatan mereka menyumbang untuk menunjukkan bahwa mereka dermawan atau sekedar Riya. Proyek ini adalah kebanggan untuk mendukung kebebasan Turki Utsmaniyah. Ia pernah menolak untuk membeli jajanan karena ia akan menyumbangkan uangnya untuk Kapal yang besar. Aku memegang kapalnya yang ditorehkan olehnya di sebuah keetas.
"Gila! Rupanya mereka berkeras untuk tidak memberikan kapal kita", Rauf Bey tampak marah dan sedih mendengar hal ini.
"Aku sudah menduga. Mereka pasti tidak akan memberikan kapal tersebut karena khawatir akan menjadi kekuatan yang tidak akan bisa tertandingi."
Aku tahu Inggris tidak akan memberikan dukungan pada Turki apalagi kecendrungan bahwa Turki akan memihak Jemrna dengan tanda-tanda banyak sekali perwira Jermba yang ada di Turki. Nah , ini bahaya sekali jika ada tanda-tanda seperti ini berarti Rauf Bey harus segera mendapatkan kapal tersebut"
Jehadirna perwira Jerman begitu kasat mata hingga mereka sering lalu lalang di Istanbul
Saya tahu bahwa saya tidak akan banyak berharap dari Pabrik galangan kapal Inggris yang membuat kapal tersebut. Kapal-kapal tersebut bersandar di tempat tersebut. Aku tahu bahwa kapal tersebut memang sangat hebat dengan lapis baja yang bisa menahan gempuran dari serangan bom atau rudal yang ditembakkan oleh kapal perusak lain.
"Sungguh kapal ini adalah kapal rakyat kami. Aku harap Inggris bisa memberikan kapal ini pada akami sebagai persahabatan kami dengan Inggris"
Kapten Rauf Bey memohon pada Perwira Inggris yang ditemani oleh perwira Inggris lainnya..
AKu tahu Inggris akan tetap pada pendiriannya kecuali diplomasi Khalifah lain lagi. Mereka akan tetap untuk memegang kapal kami.
Turki memang buikan Sekaya pada zaman sultan  Salim maupun SUltan Sulaiman. Kami harus mengumpulkan uang untk membeli Kapal Sultan Osman I dan Resadiye.  Ini adalah pengkhianatan terbsar Inggris setelah pengkhiatanan yang banyak sekali. Pengkhiantan di Crimea dan pengkhiantaan mereka diINggrisdi Mesir. Mesir adlaah bumi kinanah yang menjadi pembebas tanah suci. Aku tahu gerakan Inggris akan menuju ke tanah suci karena mereka yakin akan mengambilalih tanah suci.
Ada dalam hati untuk menculik kapal tersebut. Aku kira tidak akan sulit untuk menculik kapal tersebut namun bukan suatu yang mustahil dengan halitu. Ia merencanakan dengan teman-temanku.
"Ini bisamenjadikejutan.KIta akan merubah perang karena para pasokan musuh dari daerah kolonialmereka terutama di Afrika akan menjadi sepi setelah mereka diblokadedari laut.
Percuma saja , kata seorang karena kekuatan pasuak Inggris ada di MEsir dan mendapat pasokan dari pasukan British India yang ditransfer dari terusan Suez.
Rauf berkata bahwa tidak sulit untuk menyelendupkan kapal.KAlau kapal tersebut diselundupkan maka mereka pasti akan tertangkap.
Tentu kita ahrus meledakkan kapal tersebut sebelum kita tertangkap oleh kapal musuh. Bagaimana mungkin kapal tersebut tidka ada senjatanya.KIta larikan maka dengan mudah kita ditangkap dan   kita akan digiring. Lebih baik kita tidak perlu untuk menyerobot kapal ini. Kita harus segera kembali. Rauf Orbay dengan beberaa awak segera memesan kereta api menuju Jerman dan selanjutnya ke Turki.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H