Di warung Kopi Mpok Hindun, tampak dua orang sedang menikmati kopi. Yang satu bernama HAnif yang baru datang .Mpok Hindun langu memberikan kopi susu. Sedangkan satunya Sabdo membuka pembicaraan
Sabdo ": lu tahu yah kalau kita Muslim itu harus Indonesia. jangan kearab-araban seperti yang kata ibu kita yang ada di TV"
Hanif :"lo gimana khan kita suhda tahu bahwa agama ISlam itu khan sudah ada dari dulu dibawa dari arab.Dulu aja gak ada kok yang masalah-masalahin menegnai Arab. Apa yang ada masalahin Diponegoro dan Imam Bonjol mengenakan baju seperti orang Arab gak ada, khan"
Sabdo membelah pisang goreng dan measukkannya ke dalam mulutnya.
Sabdo : "Orang sekarang pada berkiblat ke Arab. Mereka mau yang sebenarnya dari Arab segala dari Arab benar. Ah, kalau gitu lo mirip ISIS saja. Islam yang damai berasal dari Indonesia"
Hanif : Kalau kita mau merubah-rubah Qur'an dengan bahasa Indonesia semaunya saja berarti itu sendiri bukan Islam"
Sabdo "Siapa bilang kita mau rubah Qur'an. Gw cuma mau bilang kalau Islam itu berdasarakan Indonesia saja seperti Kiai nganu"
Hanif : “Tahu gak… kalau orang yang membenci Arab maka ia tidak akan menemukan jawaban atas pertanyaan"
Sabdo": Jawaban apa Jawaban dalam kubur . Kalau jawaban kubur emang bahasa Arab tapi Ustadz sudah pernah bilang bahwa yang ‘amalannya banyak maka ia akan mampu menjawab pertanyaan Mungkar Nakir"
Hanif : "Kau tidak tahu bahwa Jawaban itu berasal dari bahasa Arab. Apaah kau mau answer jika ada pertanyaan"
Iayang tampak kesal langsung kabur saja.
Mpok Hindun yang ada di belakang muncul:
Mpok Hindun “: "Kemana si Sabdo?"
Hanif : “Mabur, abis ia kesela ama gw pok. padahal khan kite tahu. Kalau ajaran Islam memang dari Arab mau di keindonesiaan"
Mpok Hindun : “Sialan tuh orang , belum bayar untuk ngibrit. Nanti gw tagih hutangya . Kebiasaan!”
Hanif : Gak usah Pok. Biar aye aje yang bayar . Die kali lgigak ada uang"
Mpok Hindun: Tuh orang modus aja, nif. Ia mau lari dan berdebat sama orang kayak lo. Belakangannya ia gak bayar kopi. Kemarin ia juga berdebat dengan Haji Salman dan ia kabur terus Haji Salman yang bayar. Neh, gak nisa gw diemin. Nanti die kebiasaan. Nif, gw gak mau nerima uang dari lo biar aje dia yang bayar"
Hanif : "Sudah, Pok biar aja ane yang bayar. Aye ikhlas, MPok"
Aku mengeluarkan uang dua puluh ribuan dan Mpok Hindun menerimanya.
Meski kemarahan Mpok Hindun belum berkurang namun ia menjadi diam dan melanjutkan pekerjaannya menggoreng singkong.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H