Mohon tunggu...
Andri Faisal
Andri Faisal Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Seorang dosen manajemen keuangan dan Statistik. Peminat Sastra dan suka menulis fiksi. Suka Menulis tentang keuangan dan unggas (ayam dan burung) http://uangdoku.blogspot.com http://backyardpen.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ekspedisi Babur ke India

6 Januari 2017   10:20 Diperbarui: 6 Januari 2017   10:47 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku sudah memutuskan untuk mengikuti Ustadz Ali Quli dan Mustafa Rumi untuk membantu kerajaan Mughal. Ini tidak mudah karena Sultan Selim sendiri yang mengusir Babur atau Si macan dari Uzbekistan karena khawatir akan merebut Singgasana Sultan. Sudah bukan rahasisa kalau leluhur Babur -Timur Leng- yang merebut Ankara dari Sultan Bayazid I dan ia menahan Bayazid selama tiga bulan hingga meninggal.

Usaha Sultan Salim untuk menaklukkan hati Babur berhasi. Salim khawatir kalau Babur bergabung dengan Rafidhah Syiah Safavid maka itu akan membuat posisi Sunni akan semakin terhimpit. Mereka bekerja sama dengan Raja-Raja Eropa untuk memerangi Tukri bersamaan yang membuat pembebasan tanah Eropa menjadi terhambat.

Sultan akan menghadapi makaar Orang Eropa dan juga Orang Syiah yang akan menyerangnya. Bantuan hibah ini dilakukan untuk menguatkan posisi Islam di Asia Selatan. Harapan agar ia melawan dominasi Portugis di sana.

Kami mengangkut dengan kereta kuda beserta meriam. Ada satu kompi pasukan yang membawa peralatan. Aku bagian pada sais yang mengendarai kereta kuda. Seluruhnya akan melintasi pegunungan di Uzbekistan. Sebenarnya ini menganggu penguasa Uzebkistan namun kami meyakinkan bahwa Uzbekistan juga harus tahu bahwa kami untuk membendung Syiah. Akhirnya mereka yakin. Safavid adalah bahaya bersama pada saat ini karena mereka menebarkan faham Syiah yang bertentangan dengan Islam. Sudah jelas mereka bukan bagian dari Islam karena memuliakan segelintir sahabat namun menolak kebanyakan sahabat. Ummat Islam harus menghormati sahabat.

Ada segerombolan pasukan langsung menghadang kami berpakaian serba hitam. Ustadz Ali Quli sudah  mengantisipasinya. Mereka langsung membuat formasi pasukan yang membawa senapan. Akupun mengarahakan  senapan ke arah musuh. Mereka memulai memanah dan mengenai beberapa orang dari kami namun peluru kami begitu cepat hingga menembus mereka.

Mereka tidak dapat mengalahkan kami. Namun kami menjadi waspada setelah peristiwa ini.

Akhirnya kami sampai juga ke Istana Babur. Aku melihat ia menerima kami dengan tangan terbuka. Kami harus memberikan pelayanan yang baik bagi dirinya untuk  memenangkan perang ini.

Ada beberapa prajuirt yang harus kami latih terlebih dahulu untuk menembak. Mereka sudah bersiap untuk menerima pelatihan kebanyakan pasukan adalah pasukan yang terbiasa untuk berkuda. Mereka diberikan pengenalan terlebih dahulu senjata. Mereka hanya melihat tongkat tersebut.

Mereka belajar dengan cepat dan mereka menocba menembakkan musket tersebut kami berhasil meledak. Giliran pasukan artileri yang belajar dnegan mengisi peluru meriam. Mustafa Rumi sebagai komandan mengajarkan dengan seksama. Setelah mengalami beberapa kegagalan akhirnya mereka juga berhasil.

Di hari tersebut pasukan India datang melawan kami. Mereka membawah pasukan dalam jumlah yang banyak sekali hampir saja aku tidak akan menyangka akan banyak sekali. Aku khawatir apakah mereka akan bisa untuk menyulut meriam seperti yang sudah kami ajarkan. Tentu saja kami harus mengharapkan.

Mereka mendesak kami dengan pasukan Gajah. Aku mendegar terompet gajah dan membuat pasukan berkuda kami terkejut. Beberapa terpental dari kuda. Mereka menocba menengakan kuda dan memmegang tali kekang dengan erat namunbebrapa kuda lari tunggang langgang. Aku mengira kuda-kuda kami tidak terbiasa dengan gajah-gajah musuh karena mereka belum pernah bertemu. Tetapi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun