“Tetapi kalau mengenai perang Arsuf dan Jaffa, Itu adalah konfrontasi terkhir dan aku melihat dua perang tersebut lah yang mengalahkan Shalahuddin”
“Bagiku apa pentingnya dua perang tersebut kalau kita tidak memenangkan perang keseluruhan. Apakah clash antara Shalahuddin hanya pada perang itu saja? Yah, kutipan sejarah memang ada namun mungkin saja di Jaffa dan Arsuf, Shalahuddin kalah dan ingat waktu pengepungan Akko Shalahuddin merelakan benteng mereka untuk dikalahkan namun .. at last Shalahuddin is the winner”, kata Ihsan
Ihsan kembali lagi menimun kopi yang masih hangat etsrebut
Tentu saja aku menjadi terhibur, permasalahan bukan ada the battle tetapi the war. Kalau the battle adalah salah satu pertempuran sedangkan war adalah meliputi seluruh perang-perang antara Shalahuddin dengan Richard.
“Mungkinkah Shalahuddin sengaja terlihat kalah dengan Richard untuk memperoleh mashalat lainnya”
“Seorang panglima tidak mungkin berpikir untuk satu mashalat tertentu. Kalau menurutku menghabisi Richard adalah salah satu mashalat yang penting. Di medan perang Richard memang hebat dan keberadaanya memang lebih tenar daripada Philip Agustus dari Perancis yang juga musuhnya. Tetapi kalau membunuh Richard adalah membuat mudharata. Pasukan Salib akan bersatu di bawah Philip Agustus yang sudah sangat besar. Ia mempunyai kekuatan di Jerussalam dan ratusan ribu tentara sudah banyak sekali di Akko”
“Jadi membunuh Richard adalah suatu mudharat?” tanyaku tambah binggung. Seingatku Richard adlaah panglim ayang langsung berperang melawan Shalahuddin. Ia terkenal pemberani karena sejak umur 16 tahun ia sudah memimpin peperangan di Perancis.
“Kalau menurutku bukan tidak mungkin”
“Ah masa, tetapi dalam perang Arsuf, Richard mengalahkan….”
Ihsan langsung memotongku.
“Aku tidak meragukan cerita wikipedia tersebut tetapi ada satu hal yang hilang dalam keterangan di sana. Shalahuddin ingin mencegah Richard untuk menguasai Beirut. Pada saat Richard meninggalkan Jaffa, Shalahuddin menyerangnya dengan kekuatan penuh dan Richard diberitahu bahwa Shalahuddin menyerang sehingga Richard mengurungkan niatnya untuk menyerang Beirut. Hal ini yang jarang diberitahu oleh sejarah”