Tidak Mengarapkan di hari itu namun datang
Mengharapkan di hari ini kau terlepas
Usaha dan berdo’a
Mungkin kata orang lain kurang atau kurang cepat
Â
Bagiku aku sudah patah
PAda yang hal demikian
Meski patah
Aku Tidak pernah patah arang pada Allah
Â
Kini perkiraanku benar dan aku yang benar
Seolah aku tidak berarti
Daripada waktu yang lalu
Â
Aku sadar bahwa aku tak dibutuhkan
Bahkan gunung emas yang aku bawa tidak akan berarti
Apalah lagi hanya sesuatu yang remeh
Aku harus keluar dan menganggap ini tidak pernah ada
Â
Yah... bagiku tidak pernah datang
Semenjak di hari kau datang
Â
Aku Tidak Mengapa
Melupakanmu hanya sebantar
Kau memang tidak kuharapkan sejak pertama kali
Karena sudah banyak ketakutanku
Orang hanya perlu ketika mau
Ketika tidak mereka akan melengos
Tidak pernah menganggap
Â
Baiklah, Jangan menyapa nantinya
Kalau cuma membuat sakit hati
Kalau kau kira diam adalah penyelesaian
Maka aku juga akan diam
Â
Â
Bukan aku tidak terkabulkan doanya
Justru aku terkabulkan doa'nya
Tentu saja do'amu juga terkabul
Sesuai dengan keinginanmu
Â
Allah Tidak berpihak pada aku atau dia
Allah membagi rezekinya sesuai kadar yang ditetapkan
Â
Jakarta, 30 Muharram 1437 Hijriyah /11 November 2015 Maseh
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H