Aliansi yang sulit
Aku menyadari bahwa segala sesuatunya berkaitan dan berhubungan. Kalau kita tidak berbuat baik maka mana ada yang mau berbuat baik pada kita dan kalau kita berbuat buruk maka kitapun akan terkena keburukan dampaknya. Mungkin saja kita akan mendaptkan kebaikan pada orang yang telah tersakiti tapi apakah Allah tidak melihat kita?
Aku melihat seekor elangku yang beteriak mengekek panjang. Aku masih teringat aku tidak mau untuk membantu saudaraku untuk memerangi pasukan Salib di depan kota Tabariah. Aku lebih mementingkan egoku sendiri. Aku khawatir dengan jumlah pasukanku yang sedikit saja.
Aku mengutus seorang pamanku yang sebenarnya bukan seorang diplomat yang ulung. Aku sudah kehilangan banyak diplomat dalam perang di benteng Karak karena keegoisanku. Aku hanya terdiam. Sengaja aku mengutus pamanku karena ia adalah yang paling dekat dengan Sultan Umar seorang penguasa di daerah Lattakia.
Sebenarnya kalau aku menggunakan paman kandungku Salim untuk bernegosisasi maka itu lebih gampang sekali karena ia sangat dekat dengan Sultan Omar. Namun sekarang Salim pun sepertinya tidak menyarankan utuk meminta bantuan dengan Sultan Omar karena Sultan Omar sedang menghadapi pasukan Salib. Ah, menurtku ini alasan saja karena setiap pasukan di tanah Syam ini akan menghadapi pasukan Salib.
Sebenarnya dari pernikahan , kami mempunyai hubugan saudara yang jauh. Pamanku mempunyai sedikit pertemanan kalau tidak mau dibilang masih punya hubungan pertalian saudara.
Aku memandangi seorang asistenku yang menulis seluruh perbendaraan kami. Aku memerintakan untuk menginventarisasi semua kepemilikan di wilayah ini. Ia tampak dengan sibuk menulis satu demi satu.Aku tahu tidak banyak lagi yang kami miliki.Kami harus membiayai perang dan menggaji ppara pasukan sementara penghasilan kami berkurang akibat blockade pasukan Salib sehingga perdagangan hampir tidak ada.
Ancaman pada kami adalah masuknya pasukan asing yang sudah mengancam kami. Aku piker bahwa bantuan Sultan Omar sangatlah pilihan yang paling tepat karena jarak beliau tidak jauh dari kami. Aku tidak akan mengharapkan Sultan Shalahudin tiba ke sini dan membantuku karena Sultan sedang mempersiapkan untuk merebut tanah suci Darussalam.
Si asisten mengangkatkan kepalanya dan berkata padaku
“Tuan,tidak banyak inventarisasi kita, kita tidak akan bertahan untuk setahun”
“Biarlah, kita akan bertahan dengan segala cara bahkan hingga nyawa terahir penduduk kota ini”