Bagaikan gudang rumah itu, setiap kali aku melewatinya hampir dapat dipastikan ada kegiatan , entah apa kegiatan didalamnya, karena aku jelas tidak tahu, paling aku cuma melihat ada kegitatan bongkar muat barang dari truk truk yang ada dihalaman depan rumahnya. Jarak rumahku dengan rumah itu sekitar 100 meter, memang tidak setiap keluar rumah aku melewati jalan itu, karena ada 2 jalan keluar dari rumahku, kebanyakan aku melewati jalur satunya lagi. Rumah itu juga pernah mengadakan pengajian bersama untuk anak anak 3 kali seminggu, anakku juga pernah ikutan selama beberapa minggu, tapi tidak diteruskan karena pengajiannya malam dan agak repot karena besok mereka harus bersiap siap ke sekolah. Aku tinggal bertetangga dengan dia secara kebetulan saja. Waktu itu aku memang belum punya rumah alias kontraktor, setiap minggu aku mengantar anakku untuk kursus melukis disekitar daerah itu, di Meseum Barli di Bandug, mesuem itu kepunyaan pelukis terkenal dari Bandung yaitu pak Barli. Sedang menunggu anaku, tiba tiba datang tukang parkir mendekat sambil tersenyum, akupun membalas senyum itu dan berlajutlah pembicaraan panjang sampai ke informasi mengenai tanah seputaran didaerah itu, hasil dari pembicaraan itu, aku memutuskan untuk membeli tanah di daerah itu dan aku dirikan sebuah rumah sederhana diatasnya, itu sejarahnya mengapa aku bisa bertetangga dengannya. Tak kuduga ternyata rumah tetangga yang aku ceritakan diatas, penghuninya masuk penjara, dia adalah adalah mantan Menteri Sosial. Masalahnya cuma sepele, hanya memindahkan mesin jahit, kain sarung dan sapi untuk rakyat miskin ke rumahnya. Di Rumah itu ada tulusan " DIJUAL CEPAT TANPA PERANTARA", itu dua tahun yang lalu, sekarang sudah terjual.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H