Dia Setia: Belajar dari Paulus dan Silas

Masalah atau kesulitan itu memang bisa jadi pedang bermata dua. Itu bisa mendidik kita, membuat kita patuh, atau membuat kita jauh dan jatuh dalam dosa. Kalau kita mau tunduk dan menyandarkan pengertian pada Tuhan, kita bisa bertumbuh lebih baik lagi sebagai seorang pribadi. Lebih sabar, lebih bijaksana dalam menghadapi setiap persoalan. Masalah yang sama, jika dilihat dari kacamata iman yang benar, bisa menjadi berbeda. Ayub contoh yang tepat untuk ini.

Yang ketiga.

Kita sering mendengar dan diajar bahwa kalau Tuhan tidak turuti kemauan kita, atau apa yang kita minta tidak terwujud, maka kita kurang beriman. Banyak orang yang mengaitkan kasih sayang Tuhan dengan banyaknya harta yang dititipkan pada individu tersebut. Saya pribadi juga merasa orang yang mengukur berkat Tuhan hanya dalam bentuk materi sebagai sesuatu yang dangkal. Seperti anak-anak, yang mengukur rasa sayang orangtua nya hanya dari diberikan mainan atau tidak. Meskipun dalam hal ini, Tuhan seketika menghadirkan gempa bumi yang tidak hanya membebaskan Paulus dan Silas, tetapi juga menghancurkan penjara, namun Tuhan juga kadang tidak segera menjawabnya. Entah karena apa. Tidak ada yang tahu pasti. Meminjam istilah Morgan Housel, mungkin karena pengetahuan kita mengenai-Nya hanya 0,000000001 %. Namun kita sering bersandar pada pengertian kita sendiri. Mengintepretasikan suatu fenomena atau kejadian tanpa melihat gambar utuh.

Hal-hal yang terjadi dalam hidup kita sangat beragam. Tidak semuanya hanya semudah melewati polisi tidur. Hidup berkekurangan, kehilangan pekerjaan, sampai kehilangan orang yang kita kasihi adalah hal yang tidak mudah untuk dilewati. Tapi dari semuanya itu, peristiwa yang dialami Paulus dan Silas mungkin jauh lebih buruk. Taruhannya nyawa. Tapi sukacita dan pengharapan tetap ada didalam hati mereka.

Saya pernah melihat sebuah konten menarik di salah satu platform media sosial mengenai berdoa. Menurut si pembuat konten, berdoa sejatinya bukan meminta kepada Tuhan, melainkan bertanya kepada Tuhan apa yang Dia mau kita perbuat. Jadi kita tidak punya hak untuk memerintah-Nya ataupun kewajiban-Nya mendengarkan kita. Dia bukan berhala tempat kita meminta permohonan untuk dikabulkan. Apapun keadaanya, Tuhan itu baik. Horas.

-Suatu hari kita akan dikubur ditanah. Mungkin kucing akan beol diatas kuburan kita. Berpikirlah baik, berbuatlah yang  terbaik, dan menjadi bergunalah bagi sebanyak mungkin orang selama hidup-