Mohon tunggu...
SITUMORANG YOSUA
SITUMORANG YOSUA Mohon Tunggu... Akuntan - To celebrate life, to do something good for others

Writing is living in eternity. Your body dead, your mind isn't.

Selanjutnya

Tutup

Money

Happy Money ala Ken Honda

11 Juni 2024   22:38 Diperbarui: 11 Juni 2024   22:59 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

2. Selalu berterima kasih (Arigato)

Ken memiliki gagasan untuk selalu mengucapkan terima kasih, baik saat kita menerima uang, maupun saat kita mengeluarkannya. Ia berpendapat, bahwa mengungkapkan rasa terima kasih itu akan membuat kita lebih menghargai uang yang kita miliki, baik saat uang itu kita terima, atau saat uang itu kita keluarkan. Dengan begitu, kita tidak lagi bersikap semena-mena ketika kita menerima uang. Dan kita juga tidak akan bersungut-sungut ketika kita harus mengeluarkan uang tersebut dari dompet atau dari rekening kita.

Hal ini akan membuat hidup kita menjadi jauh lebih tenang. Kita akan memiliki kesadaran penuh ketika ada uang yang kita terima, pun ketika kita membelanjakan uang tersebut. Kesadaran penuh ini penting, karena terlepas dari seberapa banyak atau sedikit uang yang kita terima, itu merupakan jerih payah dan usaha yang telah kita lakukan. Dan ketika kita harus mengeluarkannya, entah itu karena kebutuhan pribadi atau membantu orang lain yang membutuhkan, kita menghargai apa yang kita keluarkan tersebut, sehingga tidak membuat kita kesal atau berat hati.

3. Tidak melihat uang sebagai barang langka

Ini salah satu gagasan menarik yang saya dapatkan dari membaca buku ini. Benar sekali, bahwa kita manusia sering memandang uang sebagai barang langka yang sulit untuk didapatkan. Hal ini yang mendorong kita untuk berebut mendapatkannya, bahkan tidak jarang kita menghalalkan segala cara, termasuk korupsi. Ketika kita melihat uang sebagai barang langka, maka kita cenderung menjadi rakus dan kikir. Kita berusaha mengumpulkannya sebanyak mungkin, dengan segala cara, dan tidak mau kehilangan sepeser pun. Kita bahkan bisa kehilangan rasa empati, yang membuat kita buta akan sekitar kita, misalnya terhadap sesama kita yang perlu dibantu atau orang-orang yang tidak seberuntung kita.

Ken berpendapat jika kita melihat uang sebagai barang langka, itu dapat membatasi potensi yang ada di dalam hidup kita. Kita akan selalu dipenuhi rasa takut dan jauh dari murah hati. Sebaliknya, kita harus memiliki pola pikir berkelimpahan, sehingga kita dapat melihat kemungkinan-kemungkinan atau peluang-peluang baru, dan menjadi lebih kreatif, tidak sekedar terpaku pada seberapa banyak uang yang kita miliki atau tidak kita miliki. Pola pikir berkelimpahan akan membuat kita berani mengambil risiko, melakukan hal-hal yang mungkin tidak mendatangkan uang secara ugal-ugalan, tapi uang yang kita hasilkan dari hal yang kita senangi, membawa kita pada kebahagiaan yang hakiki.

4. Arus Uang Bahagia

Ketika kamu dibayar setelah melakukan pekerjaan yang baik, yang kamu terima dengan penghargaan yang tulus.  Ketika klien dan pelanggan menghargaimu atas hasil kerja kerasmu dan memperlakukanmu dengan baik serta penuh penghargaan, atau ketika kamu merasakan sukacita atas pekerjaan yang kamu lakukan, dan bangga atas hasil pekerjaanmu, maka kamu telah menciptakan arus uang bahagia. Setiap kamu menemukan produk atau layanan yang baik yang memuaskaanmu, dan kamu merasa bahagia dan beruntung telah menemukannya, atau kamu mendukung organisasi sosial  yang membantu saudara-saudara kita yang tidak mampu, maka saat itu kamu telah menciptakan arus uang bahagia. Baik saat uang itu masuk ke rekeningmu, atau saat uang itu keluar dari rekeningmu.  

5. Membangun pertemanan yang baik

Salah satu hal penting yang perlu kita perhatikan adalah tidak hanya mengumpulkan uang sebanyak mungkin, tapi membuat teman dan relasi sebanyak mungkin. Ken berpendapat, bahwa relasi antar manusia lah yang dapat membawa rasa aman, bukan uang. Ikatan yang dalam dan mendalam dari relasi yang langgeng. Tidak perlu ada ketakutan, jika ada orang yang dapat kita andalkan untuk mendukung kita dalam masa-masa sulit. "Jika kamu sungguh-sungguh mencari rasa aman, pergilah ke teman dan keluargamu."

Hal ini juga berarti kita harus berinvestasi pada relasi antar manusia tersebut. Habiskan waktu lebih banyak dengan keluarga dan orang-orang terdekat kita. Kita tidak hanya akan merasa lebih baik, tapi kita juga akan mendapatkan dukungan yang kita perlukan ketika waktunya tiba. Jangan lekatkan rasa amanmu pada uang.

Horas!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun