Mohon tunggu...
Andrey Handaru Paramananda
Andrey Handaru Paramananda Mohon Tunggu... -

Aku adalah aku..\r\nKuliah di salah satu perguruan tinggi negeri di Surabaya. (UNESA, sastra Indonesia)\r\nAsalku dari Lamongan.\r\nMampir di FB http://www.facebook.com/andrey.handarup\r\ndan Follow twitter http://www.twitter.com/andreyhandarup\r\n

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Hiperbola Sepak Bola

15 Juni 2013   21:25 Diperbarui: 24 Juni 2015   11:58 255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Ketua PSSI Prof. Djohar Arifin mengatakan Indonesia siap menggelar piala dunia 2036. Harapan memang boleh tinggi akan tetapi coba dilihat bagaimana kondisi sebenarnya persepakbolaan republik ini. Rangking 170 dunia sangatlah buruk bagi negara yang mayoritas orangnya pecinta bola. Bandingkan dengan negara lain, India dengan kricketnya ataupun baseball yang cukup berprestasi, Amerika dengan American Football dan Basketnya, China dengan bulutangkis dan juga Basketnya yang bisa dibilang tim papan atas dari cabang-cabang yang warga masyarakatnya mayoritas menyukai.

Ironis memang mendengar pernyataan ketua PSSI kita. Target yang terlalu muluk untuk negeri yang bagi orang barat disebut 'antah-berantah' dalam hal sepak bola. Bolehlah sebagai masyarakat awam kita disuguhi tim-tim yang berkualitas macam Belanda, Arsenal, Liverpool, Chelsea, ataupun pemain-pemain bintang yang datang ke Indonesia. Setidaknya juga ajang pembelajaran bagi pemain timnas agar terbiasa bermain dengan gaya kelas dunia. Tidak hanya sekedar mengumpan ataupun menendang, tapi juga bagaimana bermain bola yang baik.

Kompetisi Indonesian Super League ataupun Indonesian Premier League hanya unggul soal keramaian. Terutama suporter-suporter yang semakin hari semakin kreatif dan fanatik. Akan tetapi sekali lagi yang dihitung adalah prestasi bukan fanatisme. Tengok berapa klub yang bisa disebut 'profesional'? Hanya segelintir bukan! Hal ini semakin miris ketika sebuah kompetisi menggembor-gemborkan adanya 'profesionalitas' tapi hasil masih nol besar. Bukan merendahkan para pejabat PSSI tapi kenyataan berkata demikian.

Jadi menjadi tuan rumah piala dunia bukan menjamin meraih prestasi. Alangkah lebih baik perbaiki kualitas sepak bola negeri ini dulu daripada menarget hal yang masih abu-abu. Boleh menjadi tuan rumah akan tetapi bukan waktu di peringkat 170 dunia. Secara realistis hanya akan menjadi bulan-bulanan negara lain yang menganggap Indonesia negara instan.

BERPIKIRLAH ULANG MR. PROFESOR!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun