:::.
Sangat menarik untuk dicermati, kalimat "Ana.. khairum minhu", aku.. lebih baik daripada dia.
Kata kunci "lebih" dalam kalimat itu, dapat mengajarkan kepada manusia agar tidak tergiring dan terjebak oleh pemikiran yang mengangkat tinggi-tinggi kelebihan diri, meninggikan hatinya, sekaligus melupakan kedudukan manusia di hadapan Allah dan makhluk lainnya. Sombong.
Kata kunci "baik", dapat merepresentasikan suatu variabel kata, yang akan mengurai diri dan bermetamorfosis menjadi kata lainnya, seperti "alim" yang berarti lebih alim, "ta'at", "kaya", "tinggi",,, dan banyak lagi..
M-E-R-A-S-A diri lebih alim pengetahuannya? Merasa diri lebih ta'at ibadahnya? Diri lebih kaya hartanya? Diri yang lebih tinggi pangkat kedudukannya? atau, merasa diri lebih-dan-lebih dari semuanya, dengan merendahkan lainnya?
:::.
Sebuah kalimat pembelajaran yang luar biasa berharga, -setidaknya bagi diri saya-, untuk selalu berhati-hati, ketika selintas ada bisikan yang membujuk, untuk "merasa diri, lebih..." daripada yang lainnya.
Maka, mari berusaha diri, menjadi manusia Indonesia yang sebaik-baiknya. Namun, yang sudah sebaik-baiknya itu, tidak lantas otomatis "merasa" menjadi diri yang terbaik, dan terjerumus dalam kalimat "Ana.. khairum minhu", seperti kata-kata iblis!
@kur
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H