Mohon tunggu...
Agustinus Andreyadi
Agustinus Andreyadi Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Tinggal Dibogor, Melanjutkan Study S2 MM di Salah satu Perguruan Swasta di Jakarta Timur.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sebuah Awal

3 Agustus 2013   09:14 Diperbarui: 24 Juni 2015   09:41 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mei 2004

Sebuah Kampus swasta terbentang di depan mata seorang remaja lelaki, Taxi mengantarnya menuju ke tempat tersebut. Hariitu adalah hari pertama, ia menginjakan kakinya ditempat tersebut.Pemuda yangberkulit putih, tidak tinggi, badan pun agak gemuk rambut dengan tampilan mode saat itu. Secara intelektual, ia adalah anak lulusan terbaik di SMA nya terdahulu, sopan, dibina dari keluarga sederhana.

Hari itu sangat cerah, bersama dengan orangtua nya dia diantar untuk mendaftar kuliah di tempat tersebut. Tidak banyak kendala, diapun bebas tes mengingat nilainya yang didapat di SMA membuat ia memperoleh kemudahan tersebut.

Kemudian diapun pergi meninggalkan Kampusnya tersebut, melawati lorong kampus, terdengar suara yang begitu ceria ( pembicaraan segerombolan anak2 yang juga sepertinya satu sekolah dan sudah mendaftar di kampus tersebut ). Tiga orang gadis, yang pertama berambut panjang, dengan sorot intelektual tinggi, cantik. Yang kedua seorang gadis modis, dengan rambut panjang diikat, bersuara lantang dan agak centil, yang ketiga Gadis biasa dengan rambut pendek, dan badan yang agak gemuk, sangat kekanak2an tapi periang. Pemuda itupun melewati mereka, tanpa melihat2 seperti orang yang agak norak. Maklum dia pemuda yang agak pemalu,.

Itulah awal mereka bertemu, yang kemudian akan menjadi tokoh utama dalam sebuah perjalanan hidup yang sangat....

“Yohanes Timotius...!!! , maju kedepan. Perkenalkan diri kamu secara gamblang di depan semua anggota kelompok 11, cepat.... “, sang senior berbicara.

Ya namanya adalah Yohanes Timotius dan saat itu adalah masa OSPEK, semua mahasiswa baru dijejerkan dan dibagi dalam kelompok – kelompok yang terdiri dari 12 orang.

“Saya biasa dipanggil Timy, saya dari SMA Budi Mulia di bogor “.Begitu lah kalimat yang dilontarkan si pemuda, simple dan seperti yang lain semua menggunakan kata yang sama....

Di kelompok itu ada pemuda lain yang bernama Aries, seorang pemuda yang berasal dari garis ras yang sama dengan si pemuda... Tinggi, berwajah agak kasar, tapi sangat pandai bergaul...

Timy sesekali melihat ke Aries, merasa senang ada seseorang yang berasal dari keluarga yang sama seperti dirinya... pertemanan kelompok 11 sangat baik, Timy bisa berbaur dengan cepat dengan teman2 yang lain terutama kelompok 11nya. Sangat menyenangkan, OSPEK selama tiga hari sangat konyol... hari pertama, adalah hari perkenalan diri, hari kedua para mahasiswa baru diminta untuk memakai potongan bola sebagai topi, sepatu bola beda warna, rambut botak, kaos putih, tas dari karung beras, diminta berjalan dari jalan menuju kampus....

Dan hari ketiga diakhiri dengan pergi ke puncak dengan truk, disebut dengan malam inagurasi. Timy tidak menghadiri hal tersebut dengan alasan sakit, karena dia sangat tidak suka apabila ada orang yang mempermalukannya.

Sudah seminggu berlalu, dan kelas pertama akan dimulai. Timy duduk di bawah lantai didepan kelas yang akan dia masuki ( sebelumnya ada kelas dari pelajaran lain ) bersama Aries, temannya. Mereka berdua bercanda, Timy sangat kocak dengan mengatakan bahwa ia sudah banyak dikejar gadis ( dengan ekspresi becanda, aries pun tahu jika itu bohong ).

“ris, u nggk tau... nah ini cewek yang pernah bilang suka ma gue ( Keluar seorang gadis yang pernah ia lihat dilorong, gadis yang ketiga, Timy tidak menyangka siapa yang ia sebut tersebut )” sambil terus bercanda dan tidak ad perasaan apapun antarnya dan gadis tersebut, Tapi tatapan pertama sudah terjadi antara mereka... Tatapan singkat namun hangat...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun