(Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Kegiatan budidaya cacing di zaman ini mungkin masih kurang diminati oleh masyarakat terkhusus bagi generasi millennial, namun hal ini tidak berlaku bagi Pak Sumardiono (51), yang kerap dipanggil warga dengan sebutan "Pak Nono Kerupuk karena beliau memiliki usaha pembuatan kerupuk.Â
Beliau merupakan warga RW. 7 Kelurahan Manyaran, Kecamatan Semarang Barat, Kota Semarang. Berbekal lahan kosong beliau menyulap lahan tersebut menjadi lahan yang bermanfaat dengan cara membuat rak-rak khusus penyimpanan cacing hingga berbentuk seperti rumah dan biasa ia sebut sebagai rumah cacing.Â
Kegiatan budidaya ini dilatarbelakangi oleh minat yang ingin ia salurkan melalui banyak nya rekan yang memiliki hobi memancing ikan. Semua hal ini ia lirik sebagai peluan usaha yang menguntungkan karena mengingat di tempat beliau tinggal, banyak sekali pemancing yang terkadang kesulitan mendapatkan ikan karena rendahnya kualitas umpan yang digunakan untuk memancing.Â
"Banyak sekali pemancing yang saya temui di lomba memancing yang sering mengeluhkan tangkapan yang sedikit bahkan tidak sama sekali mendapatkan hasil"- ujar Pak Nono.Â
Beliau pun menuturkan selepas dari perlombaan tersebut beliau tergerak untuk mencari tahu tata cara budidaya cacing yang bernilai produksi.Â
"Saya mencari banyak sumber mulai dari membaca buku tentang cacing, melihat video dan mengunjungi pembudidaya cacing yang sebelumnya telah merintis kegiatan seperti ini" - kata Pak Nono yang kerap disapa Nono Kerupuk.
(Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Setelah beliau terpikir untuk melakukan kegiatan budidaya ini ia pun memulai petualangan nya pada pertengahan tahun 2019 dengan mendirikan rumah cacing dengan luas 15 x 10 m2 di samping kediaman nya di RW 7 Kel. Manyaran, Kec. Semarang Barat, Kota Semarang. Hal yang tidak diinginkan menimpa sejak pertama kali Indonesia menyatakan negara ini sedang mengalami COVID-19 di awal tahun 2020 sehingga memaksa beliau untuk menutup sementara budiday cacing ini.Â