Mohon tunggu...
Andrew Winata
Andrew Winata Mohon Tunggu... Lainnya - -

Jakarta, 28 Juli 2000

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Paus Fransiskus, Pope for The Poor

6 September 2024   00:16 Diperbarui: 6 September 2024   01:00 373
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Paus Fransiskus bersama Uskup Agung Jakarta, Kardinal Ignatius Suharyo (kiri) dan Uskup Agung Bandung  Ketua KWI, Mgr Antonius Bunjamin @fransiscus. 

Ia juga dihadapkan dengan pengunduran diri dari pendahulunya, Paus Benediktus XVI, Kardinal Joseph Ratzinger. Sejak awal masa kepausannya, ia selalu menyerukan bahwa gereja yang akan ia kembangkan adalah gereja untuk kaum miskin. Nama Fransiskus yang diambil terinspirasi dari Santo Fransiskus Asisi, seorang kudus yang terkenal akan komitmen pada kemiskinan dan pelayanan bagi orang yang terpinggir.

Hari Orang Miskin Sedunia yang diperingati sejak 17 November 2017 adalah hari yang diciptakan oleh Paus Fransiskus. Ia menekankan bahwa kemiskinan merupakan bagian yang sangat penting dari injil, dan tema untuk Hari Orang Miskin Sedunia 2024 adalah "Doa orang miskin sampai kepada Tuhan, dan orang miskin memiliki tempat istimewa di hati Tuhan" (Sirakh 21 : 5). 

Paus Fransiskus menyerukan kepada umat untuk pergi ke pinggiran jalan, bahwa gereja seharusnya bergerak ke luar, bukan menutup diri di paroki dan bersantai.  Tidak banyak yang tahu bahwa Paus Fransiskus sudah hidup dengan satu paru-paru sejak remaja karena infeksi. Selain itu, ia juga merupakan penggemar klub sepakbola Argentina, San Lorenzo, sejak kecil. 

Dan Kitwood/Getty Images
Dan Kitwood/Getty Images

Kesederhanaan ini tentu bukan merupakan suatu hal yang kebetulan. Paus Fransiskus dididik secara Jesuit, ordo katolik terbesar di dunia yang didirikan oleh Santo Ignatius Loyola. Anggota ordo ini menerapkan tiga kaul utama, yaitu kemiskinan, kesucian, dan ketaatan. Karakter pendidikan secara Jesuit inilah yang juga memengaruhi gaya kepausannya. Ia seringkali menyerukan gereja agar mennjadi tempat untuk semua orang tanpa terkecuali, bahkan dalam sebuah audiensi umum di Vatikan, Paus Fransiskus mengibaratkan gereja  seperti rumah sakit di lapangan untuk korban perang. Ia menyerukan agar gereja menjadi tempat untuk merawat luka bagi semua orang. 

Dalam perayaan Kamis Putih 2013 atau hanya beberapa bulan setelah menjadi Paus, Paus Fransiskus membasuh kaki 12 narapidana, dan tradisi tersebut sudah dilaksanakannya sampai saat ini, bahkan beberapa orang yang dibasuh kakinya bukan seorang katolik. Ini menunjukkan komitmen Paus Fransiskus bahwa gereja adalah milik semua orang. 

Dalam kunjungannya ke Gereja Katedral Jakarta dihadapan Para Uskup, Pastor, dan Umat, Paus Fransiskus menekankan bahwa kita harus mengembangkan iman, persaudaraan dan belarasa. Ia juga menantang kita bahwa tidak cukup hanya sekedar memberi kepada orang miskin. "Apakah kamu menyentuh tangannya ketika memberi?". Ia menekankan bahwa kita juga harus mendekatkan diri kepada orang yang miskin, bukan hanya memberi dari rasa aman kita. "Sentuhlah si miskin", ucap Paus Fransiskus. 

Selain berkunjung ke gereja katedral, ia juga mengunjungi Masjid Istiqlal dan bertemu dengan Imam Besar Nasaruddin Umar. Bahkan, Paus Fransiskus mencium tangan Imam Besar Nasaruddin Umar, yang dibalas dengan mencium tangan Paus. Sungguh, momen tersebut merupakan momen yang mengharukan bagi umat beragama di Indonesia. Dalam pidatonya di Masjid Istiqlal, Paus Fransiskus menekankan bahwa bukan emas yang merupakan kekayaan utama. 

" Dan jika benar kalian adalah rumah bagi tambang emas terbesar di dunia, ketahuilah bahwa harta yang paling berharga adalah kemauan agar perbedaan tidak menjadi alasan untuk bertikai", ujar Paus Fransiskus dalam pidatonya. Sungguh pesan yang sederhana namun memiliki arti yang dalam. 

Paus Fransiskus bersama Uskup Agung Jakarta, Kardinal Ignatius Suharyo (kiri) dan Uskup Agung Bandung  Ketua KWI, Mgr Antonius Bunjamin @fransiscus. 
Paus Fransiskus bersama Uskup Agung Jakarta, Kardinal Ignatius Suharyo (kiri) dan Uskup Agung Bandung  Ketua KWI, Mgr Antonius Bunjamin @fransiscus. 

Paus Fransiskus juga menekankan dalam misa kudus di GBK, bahwa kita harus mendengarkan firman Tuhan, dan menghidupi firman tersebut. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun