Mohon tunggu...
Andrew Winata
Andrew Winata Mohon Tunggu... Lainnya - -

Jakarta, 28 Juli 2000

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Pilpres 2024 Here We Go

13 Agustus 2023   12:16 Diperbarui: 13 Agustus 2023   12:20 248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Twitter Anies Baswedan 

Sebagai penggemar sepakbola, kita tentu sering mendengar jurnalis yang bernama Fabrizio Romano. Informasi yang akurat mengenai bursa transfer menjadi ciri khas Fabrizio yang membuatnya begitu populer di kalangan pecinta sepakbola. Ketika Fabrizio mengumumkan "Here We Go", hampir pasti berita tersebut benar. Kata-katanya ibarat sabda, tidak bisa dibantah, dan kebenaran mutlak. 

Dalam konteks pilpres Indonesia 2024 ini, kata " Here We Go" bisa mencerminkan kondisi politik Indonesia sekarang. Hari ini, tepat 13 Agustus 2023, Partai Golkar dan Partai Amanat Nasional (PAN) resmi melabuhkan dukungannya kepada Prabowo Subianto sebagai bakal calon presiden dari KKIR (Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya) done deal!. Ini menandakan Pilpres 2024 nanti sudah resmi akan diikuti oleh 3 Bacapres yaitu Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo, dan Anies Baswedan. Jika benar terdiri dari 3 pasang calon, ini akan menjadi pilpres pertama sejak 2009 yang diikuti oleh 3 pasang calon, kita ingat waktu itu SBY, Megawati, dan Jusuf Kalla ikut dalam pilpres 2009. 

Bila kita cermati, hari ini adalah hari yang sudah ditunggu lama oleh Prabowo, Gerindra dan PKB, dan dengan masuknya dua partai parlemen ini tentu akan menambah dukungan dalam upaya pemenangan Prabowo.  Kita tahu Partai Golkar adalah partai yang mempunyai sejarah panjang dalam perpolitikan bangsa ini, sebagai partai yang berkuasa pada era orde baru, Golkar mempunyai jaringan akar rumput yang solid, ditambah PAN yang juga merupakan partai kawakan, dan konsisten berada di parlemen. 

Ada ungkapan yang mengatakan, "yang mahal adalah kepastian". Sebelum kedua partai tersebut bergabung, sebenarnya koalisi yang mendukung Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan juga sudah mengadakan pertemuan dengan Golkar dan PAN, tentu masuknya salah satu atau keduanya akan sangat membantu upaya pemenangan bacapres mereka masing-masing. 

Kalau kita melihat dari sisi koalisi Ganjar Pranowo, masuknya Golkar dan PAN ke Prabowo akan mengisolasi PDIP, mereka dipaksa berjuang sendiri bersama PPP. PPP merupakan partai di parlemen dengan suara paling kecil, hanya melewati sedikit dari ambang batas parlemen/parliementary treshold, atau istilahnya mereka sendiri pun terseok-seok untuk mendapatkan kursi DPR pada pemilu 2019 lalu, tidak ada PPP pun PDIP bisa mengajukan sendiri calon mereka. PDIP memang mempunyai keunggulan tersebut, akan tetapi sulit dalam pemilu jika berjuang sendiri, terlebih dalam pemilihan presiden. 

Pilgub DKI 2007 menjadi contoh, walaupun PKS merupakan partai yang dominan di Jakarta, tetapi ketika dikeroyok oleh 10 lebih partai, mereka pun tidak bisa berbuat banyak. 

Praktis saat ini, perhatian publik beralih ke siapa yang akan menjadi  cawapres masing-masing calon. Dari kubu Prabowo, masuknya Golkar dan PAN akan mengurangi tekanan dari PKB yang menginginkan ketua umumnya, Muhaimin Iskandar(Cak Imin) menjadi cawapres Prabowo. Gerindra dan Prabowo saat ini mempunyai posisi tawar  yang kuat karena ada Golkar dan PAN. Nama Ridwan Kamil pun bisa menjadi pilihan karena status nya sebagai kader Golkar dan salah satu kandidat yang populer di media.

 Adalah normal jika kader partai menginginkan ketua umumnya yang menjadi cawapres, tetapi pada prakteknya dalam pilpres, hampir tidak ada pasangan capres-cawapres yang dua-dua nya merupakan ketua umum partai di saat yang bersamaan dan menang pemilu. Kita lihat pada era SBY-JK (2004-2009) waktu itu JK adalah ketum Golkar, tapi SBY bukan ketum Demokrat, lanjut ke periode kedua SBY-Boediono, SBY waktu itu memilih wakil yang berasal dari ekonom dan bukan orang partai.  

Pada era Jokowi pun, dia memilih JK yang sudah tidak menjadi ketua umum Golkar, bahkan di 2019 Jokowi memilih wakil dari kalangan ulama, K.H Ma'ruf Amin.  Pemilihan presiden 2001 adalah yang terakhir presiden dan wakil presiden aktif adalah ketua umum partai,kala itu Megawati menjadi ketum PDIP, dan Hamzah Haz ketua umum PPP. 

Dari kubu Ganjar Pranowo, juga belum ada tanda-tanda siapa yang akan mendampingi Ganjar. PPP sebagai partai koalisi sudah menyodorkan nama Sandiaga Uno untuk mendampingi Ganjar. Selain itu, Andika Perkasa juga berpeluang menjadi cawapres, apalagi Andika juga secara terang-terangan mengakui memilih Ganjar dibanding Prabowo dan Anies. Background Andika yang berasal dari militer tentu akan melengkapi Ganjar. Keputusan terakhir  cawapres Ganjar tentunya akan diumumkan oleh Megawati. 

Dari kubu Anies Baswedan, cawapres juga belum diumumkan. Menurut mandat yang diberikan Partai Nasdem, yang bisa menentukan cawapres adalah Anies sendiri sebagai capres, akan tetapi sampai saat ini belum ada nama yang diumumkan. Nama AHY menjadi calon kuat karena di berbagai kesempatan, Anies terlihat dekat dengan AHY, baru-baru ini juga Anies menghadiri peluncuran tetralogi buku karya AHY. Partai pengusung Anies yang lain, PKS dan Demokrat sebenarnya sudah mendesak agar cawapres segera diumumkan agar bisa melakukan konsolidasi dalam pemenangan pemilu, seperti ungkapan di atas : "Yang mahal adalah kepastian"

Twitter Anies Baswedan 
Twitter Anies Baswedan 

Menurut kacamata saya, cawapres tidak akan jauh-jauh dari nama yang beredar sekarang. Dari kalangan politikus : pastinya para ketua umum partai, lalu dari kalangan kepala daerah (Ridwan Kamil, Khofifah, bahkan Gibran), dari kalangan menteri (Erick Thohir, Mahfud MD, Sandiaga Uno), dan dari kalangan militer (Andika Perkasa). 

Pendaftaran Capres dan Cawapres akan dibuka pada 19 Oktober - 25 November 2023. Sisa waktu 2-3 bulan ke depan akan menarik untuk dicermati, terutama mengenai calon wakil presiden dari masing-masing capres. 

Peta capres saat ini :

Ganjar Pranowo : PDIP dan PPP

Prabowo Subianto : Gerindra, PKB, PAN, dan Golkar

Anies Baswedan : Nasdem, PKS, dan Demokrat 

Harapan kita semoga pemilu 2024 berjalan dengan lancar dan kondusif, serta menyatukan alih-alih memecah. 

Tuhan memberkati negara kita. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun