Prosesi mengantar ini kurang lebih berlangsung selama 2-3 jam, jarak antara kapel dan pantai sekitar 7 km. Pengalaman yang sangat menakjubkan bagi saya bisa mengikuti prosesi yang begitu unik dan meriah ini, umat juga menggunakan baju hitam untuk memperingati suasana berduka akan wafatnya Tuhan Yesus.Â
Setelah mengantar Patung Tuan Meninu, prosesi dilanjutkan dengan Misa Jumat Agung yang berlangsung kurang lebih selama 3 jam. Misa berlangsung sampai pukul 6 sore, yang berfokus pada kisah sengsara Tuhan Yesus dan Penghormatan terhadap Salib Yesus.Â
Prosesi selanjutnya adalah prosesi yang paling terkenal dalam Semana Santa, ribuan umat Katolik membawa lilin dan mengelilingi Larantuka dengan memutar, rute nya dimulai dan diakhiri di  Katedral Larantuka. Perjalanan juga dilalui dengan menyinggahi armida-armida atau gereja kecil. Prosesi ini dilakukan sampai malam hari dan sepanjang perjalanan umat banyak yang berdoa rosario, doa bapa kami, salam maria, dan beryanyi Ave Maria, sungguh merupakan pengalaman spiritual yang menakjubkan.Â
Berikutnya adalah Sabtu Suci atau Malam Paskah. Umat Katolik datang ke Katedral untuk mengikuti misa malam paskah. Sabtu Suci terkenal akan lilin paskah yang dibawa umat, dalam perayaan tersebut juga dilakukan pembaharuan janji baptis untuk mengingatkan apa sebenarnya tujuan kita di dunia, yaitu membawa cinta kasih.Â
Rangkaian pekan suci ini ditutup oleh Minggu Paskah, hari kebangkitan Tuhan Yesus. Saya berkesempatan untuk mengikuti Misa Pontifikal, yang dipimpin langsung oleh Bapa Uskup Keuskupan Larantuka, Mgr Fransiskus Kopong Kung, Pr. Bapa Uskup dalam pesan paskah nya mengambil contoh dari anak muda yang berani melawan arus untuk membawa Patung Tuan Meninu, beliau berpesan agar kita sebagai pengikut Yesus tidak menjadi orang yang biasa-biasa saja, tapi berani melawan arus dalam mewartakan kabar bahagia dan cinta kasih. Bapa Uskup juga mengajak kita untuk membarui diri menjadi pribadi yang lebih baik dari hari ke hari.Â
Ini adalah cerita perjalanan saya di Larantuka, sebuah perjalanan yang indah, dan membuka cakrawala pengetahuan saya mengenai kultur masyarakat yang mungkin kita belum ketahui sebelumnya.Â
Indonesia tidak pernah kekurangan destinasi wisata, dari religi, buatan, terlebih lagi wisata alam.  Oleh karena itu, mari kita jaga alam kita untuk kemajuan pariwisata Indonesia. Saya yakin jika didukung oleh semua stakeholder mulai dari pemerintah daerah, terlebih lagi yang terutama warga lokal, akan banyak wisata-wisata baru di Indonesia yang maju. Semoga akan banyak ungkapan "tidak usah jauh-jauh ke luar negeri, apa yang ada di negeri sendiri"
Maju Pariwisata Indonesia.Â