Mohon tunggu...
Teguh VickyAndrew
Teguh VickyAndrew Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis Lepas

Jurnalis lepas dengan pengalaman meliput berita nasional dan internasional

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Ini Bandara dan Rute Penerbangan dengan Tingkat Turbulensi Tertinggi di Dunia

15 Januari 2025   15:07 Diperbarui: 15 Januari 2025   13:08 9
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bandara Mendoza (Argentina) dan Santiago (Cile) tercatat memiliki rute penerbangan yang kerap mengalami turbulensi tinggi  sepanjang 2024. Tercatat rute penerbangan yang menghubungkan kedua bandara memiliki tingkat disipasi pusaran paling tinggi, yaitu 24,684 edr.  Kedua bandar udara ini memiliki sejumlah rute lain yang memiliki tingkat turbulensi yang tinggi.

Rute yang menghubungkan bandara Mendoza dengan Salta dan San Carlos de Bariloche---keduanya di Argentina mencapai tingkat disipasi pusaran mencapai 19,285 dan 19,252 edr. Sementara rute dari Crdoba dan San Carlos de Bariloche di Argentina menuju bandara Santiago memiliki tingkat disipasi mencapai 19,825 dan 18,475 edr.

Secara umum, tingkat turbulensi terbagi dalam empat kategori. Turbulensi dengan tingkat ringan memiliki tingkat disipasi pusaran antara 0-20. Turbulensi dengan tingkat sedang memiliki tingkat disipasi pusaran antara 20-40. Tingkat turbulensi parah memiliki tingkat disipasi pusaran antara 60-80. Sedangkan tingkat disipasi ekstrem memiliki tingkat disipasi pusaran antara 80-100.

Sepanjang 2024, bandara dan rute penerbangan yang memiliki turbulensi tinggi  sebagian besar berada di tingkat tingkat rendah dan sedang. Bandara dan rute penerbangan ini tersebar di sejumlah kawasan. Selain Cile dan Argentina di Amerika Selatan, terdapat pula Bhutan, Nepal, dan China yang terletak di di Asia Selatan dan Timur, serta Amerika Serikat yang berlokasi di Amerika Utara.

Sebagai informasi turbulensi merupakan gerakan pesawat yang tidak teratur dan kerap kali sulit diprediksi. Penyebab utama turbulensi adalah gangguan udara yang dipengaruhi oleh perubahan tekanan udara, kondisi atmosfer, dan pola angin. Turbli mencatat, terdapat 100 orang yang mengalami cidera dengan tingkat keparahan yang bervariasi.

Pada Mei 2024, misalnya, pesawat Singapore Airlines dengan kode penerbangan 321 mengalami turbulensi para yang menyebabkan penumpang dan awak pesawat terlempar dalam kabin. Seorang penumpang berusia 73 tahun asal Inggris diduga mengalami serangan jantung pada saat turbulensi terjadi. Penumpang ini dinyatakan meninggal saat tiba di Bangkok.

Riset yang dilakukan Turbli, mengamati 10.000 rute perbangan yang menghubungkan 550 bandara besar di dunia. Turbli kemudian melakukan pemeringkatan menggunakan arsip prakiraan turbulensi. Lalu dari hasil pemeringkatan ini dilakukan evaluasi di sepanjang jalur penerbangan tersedia yang tercatat sepanjang 2024. (mirror)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun