Tahun ke tahun di Indonesia, lowongan pekerjaan yang tersedia tidak dapat menyeimbangkan jumlah usia produktif yang siap turun ke dunia kerja. terlebih lagi saat ini Indonesia menghadapi MEA dimana tenaga kerja asing di kawasan Asean akan datang ke Indonesia untuk memperoleh pekerjaan. Akibatnya, tingkat pengangguran di Indonesia terus bertambah dari tahun ke tahun.Â
Walaupun berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah seperti membuat aturan-aturan baru untuk mempersiapkan diri menghadapi MEA. Hal ini tidak bisa di bantah bahwa pengangguran di Indonesia dari tahun ke tahun selalu bertambah.
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) tingkat pengangguran terbuka pada bulan Agustus 2017 telah menurut sebesar 0,11 poin. Meskipun begitu, jumlah pengangguran di Indonesia tetap bertambah sebanyak 10 ribu orang. Berdasarkan data tersebut, hal itu tentu akan membuat adanya perlombangan yang terjadi secara tidak langsung untuk memperoleh pekerjaan.
Untuk memperoleh pekerjaan, calon tenaga kerja biasanya akan melewati berbagai seleksi yang akan dilakukan perusahaan seperti seleksi administrasi. Tahap ini merupakan tahap dimana perusahaan memilih calon-calon tenaga kerja yang memenuhi kriteria yang cocok dengan lowongan pekerjaan yang dibutuhkan.Â
Selanjutnya, calon tenaga kerja akan memasukin tes tertulis. Tahap ini merupakan tahap yang menguji calon tenaga kerja akan kemampuan yang dimiliki. Yang terakhir merupakan tahap interview dimana calon tenaga kerja langsung ditanya jawab oleh pemimpin perusahaan. Tahap ini merupakan tahap yang dapat meningkatkan nilai jual calon tenaga kerja jika tahap ini dikuasai dengan baik.
Namun, banyak calon tenaga kerja yang belum mengerti etika dalam interview. Akibatnya, di tahap ini banyak calon tenaga kerja yang gagal untuk memperoleh pekerjaan. Ada beberapa cara beretika yang baik saat melakukan interview antara lain:
1. Datang tepat waktu
Pada saat interview, keterlambat merupakan hal yang sulit untuk ditolerir oleh HRD. Namun, bukan berati anda datang satu jam lebih awal sebelum waktu yang ditentukan untuk interview dan langsung berinisiatif menunggu di lobby atau ke resepsionis. Hal ini tentu akan menggangu pekerjaan HRD sebelum bertemu dengan anda. Oleh karena itu, waktu yang paling efektif untuk menemui sang pewawancara adalah 15 menit sebelum jadwal temu.
2. Bawa CV Â yang sudah dimasukan ke dalam map
Meski anda telah mengirim CV melalui e-mail. Namun, terkadang HRD ingin CV dalam bentuk hardcopy. Berikan CV tersebut dengan lampiran -- lampiran lain berserta map nya, agar tidak ada yang tercecer.
3. Jangan meletakan tas di atas meja
Meletakan tas di atas meja akan menunjukan sikap arogansi yang pastinya tidak disukai oleh HRD, sebaiknya letakan tas tersebut di kursi atau di bawah meja.
4. Duduk bila sudah dipersilakan.
Saat memasuki ruangan, pasti anda akan salam pada HRD atau orang-orang yang ada didalam ruangan tersebut, untuk menunjukan keramahan anda. Namun, duduk boleh anda lakukan saat sudah dipersilakan, jangan biasakan duduk terlebih dahulu sebelum di persilakan.
5. Hindari meletakan handphone atas meja
Meletakan handphone di atas meja saat sedang interview merupakan etika yang tidak sopan. Hal tersebut menunjukan bahwa Anda sedang ditunggu orang lain dan interview ini tidaklah begitu penting untuk Anda. Meletakan handphone di atas meja juga bisa menunjukan sikap mengintimidasi dan juga sikap yang pasif agresif dengan menunjukan kuasa dan kepentingan Anda.
6. Bahasa tangan yang berlebihan
Kebiasaan menggunakan bahasa tangan yang belebihan akan meninmbulkan sikap arogan di depan sang HRD, maka pastikan anda mengurangi intensitas gerakan tersebut.
7. Pastikan handphone sudah di silent
Pastikan handphone telah di silent dan juga usahakan tidak bermain handphone saat sedang menunggu sang pewawancara datang. Sebaiknya gunakan buku untuk membaca, saat menunggu pewawancara datang menemui anda.
Etika ini dilakukan agar calon tenaga kerja memperoleh nilai lebih yang tidak dimiliki dari para peserta lain. Tentunya, peluang memperoleh pekerjaan akan semakin meningkat bila etika ini telah dilakukan. Sebab tidak hanya kemampuan akademik saja yang dibutuhkan oleh perusahaan, namun tingkah laku dalam beretika sangat dibutuhkan juga oleh perusahaan. Hal ini dikarenakan agar dapat meminimalkan perselisihan dalam organisasi dan juga menjaga hubungan dengan mitra kerja / konsumen.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H