Transparansi dan Akuntablitas Anggaran Adalah Keharusan: Belajar dari Ambruknya Gapura di Kabupaten Cirebon
Oleh: Andre Vincent Wenas
Baru saja diresmikan, Gapura yang tingginya 8,7 meter terletak di Taman Pataraksa, Kabupaten Cirebon ambruk. Prahara itu meninggalkan puing-puing yang terus menuntut pertanggungjawaban yang tak kunjung jelas.
Kejadiannya di penghujung tahun lalu. Tapi kesannya semua seperti diam saja, peristiwanya pun berlalu ditelan senyap.
Properti negara ambruk tanpa jelas pertanggungjawabannya. Semua diam, kasusnya pun berangsur-angsur lenyap ditelan dunia lupa. Semua aparat bungkam, terasuk wakil rakyat (parlemen) Cirebon nampaknya sedang melakukan aksi tutup mulut bersama.
"Heran, kok parlemen Kabupaten Cirebon tidak bersuara lantang perihal robohnya gapura yang baru dua bulan diresmikan. Tidak jelas akuntabilitas proyek ini. Semestinya segera dilakukan audit investigatif, dan cari tahu akar penyebabnya. Jangan cuma menyalahkan pihak lain, harus ada penjelasan yang bisa diterima akal sehat," kata Fakhrunnisah Fatihah,SE yang saat ini menjabat sebagai Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kabupaten Cirebon.
Kita memahami bahwa Gapura adalah bangunan berupa pintu masuk atau gerbang ke suatu kawasan. Berperan juga sebagai simbol atau 'land-mark' suatu daerah. Gapura kerap kita dapati di pura dan tempat suci umat Hindu. Jadi Gapura memiliki dimensi spiritual atau religius suatu masyarakat. Sesuatu yang diagungkan.
Sering dimaknai sebagai pintu gerbang, disebut sebagai ikon karena gapura itu sendiri sering jadi komponen pertama yang dilihat ketika kita memasuki suatu wilayah.
Oleh karena itulah seyogianya Gapura mesti dibangun dengan sungguh-sungguh, tidak main-main. Robohnya bangunan gapura di Kabupaten Cirebon yang cuma sebulan setelah diresmikan memicu polemik di kalangan intelektual setempat. Apa penyebabnya?
Tak lama berselang kita mendengar kabar serupa yang menimpa gedung sekolah SMPN 2 Greged juga di Kabupaten Cirebon yang baru saja direhabilitasi. Atapnya ambruk. Atap yang semestinya menjadi pelindung mereka yang ada di bawahnya malah berpotensi mencelakai orang yang berlindung di bawah atap. Tak jelas dari pemberitaan apakah ada korban dengan insiden konyol itu.