Mohon tunggu...
Andre VincentWenas
Andre VincentWenas Mohon Tunggu... Politisi - Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Strategis PERSPEKTIF (LKSP), Jakarta

Merilis kajian di bidang ekonomi, politik, sosial dan budaya.

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Anies-Ganjar yang Menyerang dan Prabowo Subianto yang Memilih untuk Diam

9 Januari 2024   21:42 Diperbarui: 10 Januari 2024   01:11 1952
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Potret ketiga paslon saat Debat Capres Ketiga di Istora Senayan, Kompleks Gelora Bung Karno, Jakarta (KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO)

Anies-Ganjar yang Menyerang dan Prabowo Subianto yang Memilih untuk Diam

Oleh: Andre Vincent Wenas

Akhirnya viral kemana-mana potongan debat capres:

Anies Baswedan: "Berapa skor yang bapak berikan atas kinerja kementerian pertahanan yang dipimpin oleh bapak Prabowo, silahkan Pak Ganjar."

Ganjar Pranowo: "Lima."

Anies Baswedan: "Menurut saya skornya justru di bawah lima Mas Ganjar, kalau lima itu ketinggian Mas Ganjar, terima kasih."

Ganjar Pranowo: "Ya sebut saja angkanya berapa gitu lho, kayak saya gitu lho, jangan di bawah lima, sebut saja berapa?"

Anies Baswedan: "sebelas Mas, dari seratus." Lalu penonton pun bersorak-sorai riuh rendah.

Sementara Prabowo Subianto hanya diam seribu bahasa.

Tapi potongan video debat yang menampilkan ekspresi Prabowo yang terdiam menyimak dialog dua capres lain yang sedang membicarakan dirinya ini justru jadi viral.

Komentar-komentar simpati justru berdatangan untuk Prabowo Subianto yang tidak membalas cemoohan kedua rivalnya itu.

Melihat itu kita sempat terheran-heran, bukankah biasanya Prabowo itu berapi-api dan galak?

Seorang teman malah bergumam, "Hmm... inilah momentumnya, inilah moment of truth-nya Prabowo, publik malah simpatik kepadanya. Momen diamnya Prabowo justru emas, sementara kedua rivalnya justru melakukan blunder."

Begini, "Seketika nampaknya Prabowo kalah, tetapi setelah beberapa waktu berselang dan publik melihat kembali momen ekspresi Prabowo yang diam saja saat dihina dan dicemooh oleh Anies dan Ganjar, publik justru jatuh hati, terharu padanya."

Kita pun ikut-ikutan menyimak kembali potongan video yang viral itu. Terbaca tatapan kekecewaan Prabowo disana. Tapi dia memilih untuk diam. Menahan dan menelan semua cemoohan itu bagi dirinya.

Dia tidak balas mengomentari balik. Dan memang tidak perlu membalas dengan komentar yang lebih pedas, misalnya dengan kinerja Anies semasa menjabat Gubernur Jakarta dan Ganjar selagi jadi Gubernur Jawa Tengah. Ah tak perlulah itu. Lebih baik diam saja.

Dari pada jadi panggung untuk saling memaparkan kejelekan masing-masing, lebih bermanfaat untuk membawa publik ke arena adu gagasan cerdas.

Tapi sayang hal itu tidak terjadi, bukan adu gagasan tapi cuma adu gas-gas-an antara Anies dan Ganjar. Sebagian penonton pun bersorak-sorai.

Dan Prabowo tetap memilih diam. Memang, teristimewa dalam momen ini, silence is golden! Diam itu emas.

Sunyi banyak memberi kesempatan kita untuk berpikir jernih.

Jakarta, Selasa 9 Januari 2024

Andre Vincent Wenas,MM,MBA., Direktur Eksekutif, Lembaga Kajian Strategis PERSPEKTIF (LKSP), Jakarta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun