Mohon tunggu...
Andre VincentWenas
Andre VincentWenas Mohon Tunggu... Politisi - Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Strategis PERSPEKTIF (LKSP), Jakarta

Merilis kajian di bidang ekonomi, politik, sosial dan budaya.

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Etika Politik dalam Praktik Politik PSI, Kenapa Prabowo-Gibran?

17 November 2023   13:42 Diperbarui: 17 November 2023   13:43 2221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nyatanya Jokowi masih terus mengupayakan terbentuknya koalisi besar yang mempersatukan Prabowo dengan Ganjar. Tapi tak membuahkan hasil. Sampai koalisi Gerindra, Golkar, PAN, dan beberapa parpol lainnya terbentuk. Prabowo capresnya, tapi cawapresnya belum jelas. Masing-masing Ketua Umum parpol dijagokan oleh parpolnya masing-masing. Bagaimana membangun konsensusnya?

Singkat cerita, setelah mempertimbangkan peta demografis pemilih 2024 yang didominasi Gen-Z dan Millennials, serta jalan kompromi antar ketum parpol koalisi, sekaligus menjamin keberlanjutan strategi pembangunan dan pertimbangan taktis elektoral lainnya, disepakati Gibran sebagai cawapres yang bakal mendampingi Prabowo.

Lalu jalan sulit itu pun ditempuh. Persoalan di MK (Mahkamah Konstitusi) pun dilewati dengan baik. Walau "perlawanan" dari pihak PDIP masih terus menggaungkan isu "inkonstitusionalitas" pencawapresan Gibran.

Tapi pada kenyataannya, cawapres Gibran sah secara konstitusi dan diumumkan oleh KPU (Lembaga yang juga sah secara konstitusi). Sehingga garis tebalnya adalah: pencawapresan Gibran memang mesti melalui jalan panjang yang sulit (karena penolakan Ganjar/PDIP/Megawati) untuk bersatu dengan Prabowo, namun sah secara konstitusi.

Perlu dicatat bahwa PSI adalah parpol terakhir yang mendeklarasikan dukungannya pada Prabowo. Itu pun setelah Prabowo menyatakan Gibran sebagai calon wakil-presidennya. Begitulah perjalanan PSI dari Ganjar-Yenny ke Prabowo-Gibran. Bukan jalan mudah memang, tapi begitulah realitasnya.

Sekarang kontestasi sudah dimulai. Lembaga-lembaga survey silih berganti mengumumkan hasil jajak pendapatnya. Tak perlu diceritakan disini hasilnya, semua sudah tahu.

Kita nikmati saja proses kontestasi ini, program dan kepemimpinan siapa yang bisa membawa Indonesia menjelang masa keemasannya?

Juga perlu diingat, King Maker di belakang ketiga paslon itu. Sesuai penetapan nomor urut capres-cawapres, nomor urut satu untuk Surya Paloh, nomor urut dua untuk Jokowi dan nomor urut tiga untuk Megawati. Itu maha penting.

Jakarta, Jumat 17 November 2023

Andre Vincent Wenas,MM,MBA., Direktur Eksekutif, Lembaga Kajian Strategis PERSPEKTIF (LKSP), Jakarta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun