Mohon tunggu...
Andre VincentWenas
Andre VincentWenas Mohon Tunggu... Politisi - Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Strategis PERSPEKTIF (LKSP), Jakarta

Merilis kajian di bidang ekonomi, politik, sosial dan budaya.

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Etika Politik dalam Praktik Politik PSI, Kenapa Prabowo-Gibran?

17 November 2023   13:42 Diperbarui: 17 November 2023   13:43 2221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: Sulsel.Fajar.co.id, Kompas.com, Politik.RMOL.id, ebcmedia.id 

Sekarang soal pencalonan Prabowo-Gibran. Ini juga bukan pasangan yang dibayangkan dan direncanakan sejak semula oleh semuanya, terutama juga oleh Jokowi. Hasil Rembuk Rakyat PSI tahun 2022 adalah Ganjar-Yenny. Sekarang kok jadi Pabowo-Gibran, bagaimana ceritanya?

Ini bukan jalan mudah yang mesti ditempuh oleh PSI maupun (terutama) oleh Presiden Joko Widodo. Jalan yang sulit, begitu istilah Hasan Nasbi dalam podcast-nya Microphone. Jalan yang sulit mesti ditempuh Jokowi lantaran jalan yang mudah sudah dututup rapat oleh PDIP/Megawati.

Konstelasi politik pun mengalami perubahan. Surya Paloh (Nasdem) punya peta jalannya sendiri. Setelah berbagai dinamika politik yang terjadi, pada ujungnya Muhaimin Iskandar (PKB) berpisah jalan dengan Prabowo dan bergabung dengan Surya Paloh/Anies Baswedan/Nasdem sebagai cawapres.

Awalnya, pertandingan diharapkan hanya diantara "all the president's men" yaitu antara Prabowo versus Ganjar. Siapa pun yang menang tak jadi soal, Jokowi bisa memastikan terjadinya keberlanjutan pembangunan yang sudah dilakukan Jokowi. Tapi realitasnya tidaklah seperti harapannya.

Ganjar ternyata tidak bisa (atau tidak mau) bersatu dengan Prabowo. Pada waktu itu polling berpihak pada Prabowo, tapi Ganjar tidak mau jadi cawapres. Apalagi katanya pernah ada "perjanjian Batutulis", tapi Megawati tidak mau menganggap itu sebagai faktor lagi.

Upaya Jokowi mempertemukan dan mempersatukan mereka berdua tidak main-main, luar biasa seriusnya. Berkali-kali Jokowi meng-endorse mereka berdua, berganti-gantian di setiap kesempatan yang tersedia. Prabowo hari ini dan besoknya Ganjar, begitu terus. Sampai masing-masing kubu terlihat seperti "berebutan blessing" dan mengklaim "jari telunjuk Jokowi" mengarah kepada mereka, tentu dengan segala argumentasinya yang beragam.

Masing-masing kubu meyakini bahwa keberpihakan Jokowi sebagai pemimpin paling popular di dunia ini akan berpengaruh besar pada elektabilitas mereka. Soal ini memang tak terbantahkan. Makanya mereka berdua ngotot mengklaimnya.

Jokowi bertiga bersama Prabowo dan Ganjar sampai mengadakan pembicaraan di pematang sawah. Bahkan membiarkan mereka berdua ngobrol secara privat, Jokowi "membiarkan" mereka berdua ngobrol dari hati ke hati. Rupanya ini pun tak membuahkan hasil berupa kesepakatan demi membangun koalisi besar yang kuat.

Prabowo akhirnya merangkul semua pihak, termasuk PSI yang dianggap partai "anak nakal" atau "partai bocil ingusan" oleh PDIP. Tentu saja kedatangan Prabowo sebagai tamu di rumahnya mesti dihormati oleh PSI. Disambut dengan hangat, walau PSI waktu itu menegaskan tidak ada deklarasi dukungan pada Prabowo dan belum mencabut dukungan pada Ganjar.

Berbagai dinamika terjadi. PSI adalah parpol yang menyatakan "Tegak Lurus pada Pak Jokowi". Karena di tengah simpang siurnya dan begitu membingungkannya membaca peta politik yang kusut di negeri ini, maka Jokowi dianggap sebagai "Kompas Politik" yang paling bisa dipercaya. Tidak ada bau korupsi terhadap pribadinya, dan kinerja politiknya di kancah nasional maupun internasional tidak terbantahkan.

Ia bahkan berhasil menavigasi bangsa ini selama badai pandemi Covid-19 yang tak ada referensinya di dunia. Bahkan membuat Indonesia jadi studi-kasus dunia tentang kepemimpinan. Bagaimana mengendalikan kemudi membawa Indonesia keluar dengan selamat. Akhirnya, approval-rate yang 75%-85% kokoh memeteraikan itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun