Mohon tunggu...
Andre VincentWenas
Andre VincentWenas Mohon Tunggu... Politisi - Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Strategis PERSPEKTIF (LKSP), Jakarta

Merilis kajian di bidang ekonomi, politik, sosial dan budaya.

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Perjalanan Menuju Pembentukan Tiga Kontestan dalam Pilpres Kali Ini Tidaklah Sederhana

3 November 2023   16:24 Diperbarui: 3 November 2023   16:30 1260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: Kompas.com 

Perjalanan Menuju Pembentukan Tiga Kontestan Dalam Pilpres Kali Ini Tidaklah Sederhana

Oleh: Andre Vincent Wenas

Tiga king-maker, itu yang senyatanya sedang "adu strategi" untuk memenangkan pemilu mendatang. Surya Paloh, Megawati dan Jokowi. Mau diperlembut dengan euphemisme seperti "hubungan mereka baik-baik saja kok" ya boleh-boleh saja. Dan memang semestinya begitu. Rivalitas dalam pilpres tak perlu menjadi permusuhan yang mendalam, apalagi turun temurun.

Tidak ada pilihan yang ideal. Dalam prinsip moral disebut kondisi 'minus malum' (harus memilih diantara pilihan-pilihan buruk yang tersedia). Tentu kita akan memilih yang paling sedikit buruknya. Tidak ideal memang, tapi itulah realitas yang diperhadapkan pada kita.

Paling sedikit konstelasi buruknya, yang diperlengkapi dengan daya kritis publik (kontrol sosial) diharapkan pemerintahan berikutnya masih bisa berjalan dalam rel yang semestinya.

Masing-masing king-maker ini membawa tiga pasang capres-cawapres yang akan dikonteskan. Ya, ini kontestasi, adu cantik bukan adu jotos ala gladiator di arena pasir. Pasangan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar, Ganjar Pranowo dan Mahfud MD, lalu Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.

Siapa diantara pasangan ini yang kita anggap paling bisa meneruskan kinerja baik pemerintahan yang sekarang. Karena kita tahu pemerintahan Jokowi punya approval-rate paling tinggi di dunia di akhir masa jabatannya.

Kita para penonton sekaligus pemandu sorak berada di pinggiran "cat-walk", tempat mereka bertiga berlenggak-lenggok. Boleh bersorak sorai, namanya juga para pemandu sorak, tapi tetap dalam koridor etika, jaga etiket, tingkah laku kepantasan sebagai manusia politik yang sama-sama sedang mengawal 'bonum-publicum' (kesejahteraan bersama).

Kontestan pertama diorkestrasi oleh Surya Paloh. Pasangan Anies Bawedan dan Muhaimin Iskandar ada dalam perahu besar Nasdem dengan nakhoda Surya Paloh. Sedangkan PKB dan PKS adalah dua sekoci yang mengawalnya.

Di tengah badai korupsi BTS yang de-facto dan de-jure sedang menerpa kapal besar mereka, Surya Paloh harus bermanuver sedemikian rupa agar kapal besar mereka tidak terbentur karang raksasa yang bakal membuat armada mereka hancur berkeping-keping.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun