Nampak keduanya (Jokowi dan Prabowo) tak menganggap isu ini sebagai hal yang serius untuk ditanggapi.
Tapi di berbagai grup WhatsApp (WA), para buzzer penganut faham post-truth tampak masih enggan menerima kebenaran yang faktual. Mereka tetap teguh berpegang pada kebenaran fiksional yang mereka sukai. Paling tidak untuk sementara ini.
Karena mereka suka maka mereka percaya. Percaya pada apa yang mereka sukai. Fakta yang "diciptakan" sesuai "selera" mereka. Sayangnya selera mereka kerap kali selera yang rendahan.
Begitulah kehidupan di era post-truth. Pasca-kebenaran itu menjadi kebohongan yang difabrikasi.
Tinggallah kita yang mengalami konsientisasi mau bersabar hati "membantu" mereka yang masih memuja kebenaran fiksional untuk mau hijrah.
Memang perlu waktu.
Jakarta, Selasa 9 September 2023
Andre Vincent Wenas,MM,MBA. Direktur Eksekutif, Lembaga Kajian Strategis PERSPEKTIF (LKSP), Jakarta.