Sikap yang kita butuhkan adalah menjadi kritis, tidak gampang kena kibul. Terutama kalau itu menyangkut kepentingan kita, entah yang untuk sekedar memuaskan ego (emosional) tanpa melibatkan otak sama sekali.
Maka membuka kembali ingatan tentang mata kuliah logika untuk mendisiplinkan penalaran jadi imperatif di tengah simpang siurnya informasi. Supaya kita tidak berkali-kali terjerembab dalam sesat pikir, dan terkesan jadi pelacur intelektual belaka. Kaum sophist di era digital.
Judul serta isi artikel ini terinspirasi dari tulisan Endang Tirtana dalam bukunya "Jokowi, Manusia Arena" (2022) yang diilhami lagi dari karya Jeffrie Geovanie, "Membela Akal Sehat" (2008). Kita terbiasa untuk terus saling mencerahkan.
Bukankah demikian semestinya yang disebut cendekiawan maupun politisi sejati?
Jakarta, Selasa 12 September 2023
Andre Vincent Wenas,MM,MBA. Direktur Eksekutif, Lembaga Kajian Strategis PERSPEKTIF (LKSP), Jakarta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H