Dari Kopdarnas PSI 2023, Janganlah Kau Apakan Dulu
Oleh: Andre Vincent Wenas
Benar bahwa dalam realitasnya politik itu cair dan dinamis. Apa yang tadinya disangka begini ternyata begitu. Orang Medan bilangnya begini:
"Janganlah kau apakan dulu itu, nanti kalau ternyata apa khan bisa apa-apa gitu!"
"Apa" dalam kalimat itu bisa kita isi sendiri. Itu cuma sekedar kata ganti saja. Bebas. Cair dan dinamis, tergantung apa-apanya nanti.
Oktober 2022 (tahun yang lalu), PSI mendeklarasikan Ganjar-Yenny. Ini bukan "apa-apa" lagi. Ini sih bentuk dukungan yang super jelas, alias tanpa basa-basi. Menohok dan melampaui jaman.
Tapi ternyata dalam perkembangannya Ganjar tidak melakukan "apa-apa" terhadap deklarasi itu. Malah partainya yang melakukan "apa-apa" terhadap PSI, terutama selama proses verifikasi faktual KPU.
Padahal dalam politik yang matang dan dewasa, fenomena deklarasi Ganjar-Yenny ini semestinya dibaca sebagai suatu bentuk "dukungan" terhadap kader terbaik dari partainya. Bukannya malah "ngamuk" seperti anak kecil yang mainannya dipinjam adiknya sendiri.
Tapi memang sejarah membuktikan bhawa spektrum berpikir dari orang yang sedang "kebakaran jenggot" itu sempit dan tendensius. Tendensinya mengamuk terhadap semua yang berlawanan dengan agenda orisinalnya, yaitu untuk mencapreskan sang putri-mahkota.
Ngamuknya bukan cuma terhadap deklarasinya PSI, tapi terhadap eksistensi PSI itu sendiri. Sehingga kabarnya dilakukanlah operasi "apa-apa gitu" terhadap PSI selama proses verifikasi. Â