Mohon tunggu...
Andrew Black Parker Siagian
Andrew Black Parker Siagian Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa/UNAIR

Mahasiswa aktif semester 1 jurusan D3 Keperawatan di Universitas Airlangga. Meminati bidang Kesehatan dan Sosial.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Komunikasi Dalam Pelayanan Pasien Di Rumah Sakit

8 Januari 2025   16:02 Diperbarui: 8 Januari 2025   16:02 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Surabaya, 06/11/2024 - Saya bersama beberapa teman saya melakukan pengamatan ke salah satu rumah sakit yang ada di Surabaya. Pengamatan yang kami lakukan bertujuan untuk memelajari cara memberikan pelayanan oleh perawat. Kami memilih profesi perawat karena sesuai dengan jurusan yang kami tempuh saat ini, yaitu D3 Keperawatan. 

Gambaran Kegiatan

Kegiatan pengamatan dilakukan pada jam 13.00 hingga 15.00 WIB. Sebelum memulai pengamatan, kami menghampiri petugas keamanan untuk meminta izin melakukan pengamatan. Setelah mendapatkan izin kami memulai pengamatan di area ruang rawat inap pasien. Untuk menghindari para perawat terganggu saat memberikan pelayanan, kami membagi kelompok ke beberapa ruangan agar tidak terlalu padat. Kami juga berfokus pada pengamatan saja agar tidak mengganggu para perawat yang sedang bekerja. Setelah melakukan pengamatan kami kembali berkumpul di lantai dasar untuk melakukan dokumentasi dan pulang dari lokasi.

Hasil

Dari pengamatan yang kami lakukan, kami mendapatkan bahwa perawatan yang berkualitas juga didukung dengan  cara perawat berkomunikasi dengan pasiennya. Pekerjaan perawat tidak terbatas pada memberikan obat, makanan, dan perawatan dasar. Perawat juga harus dapat melakukan komunikasi yang baik agar dapat memahami kondisi pasien dengan lebih baik lagi. Pasien juga dapat menjadi lebih terbuka dan nyaman selama dirawat di rumah sakit. Hal ini berhubungan dengan kesehatan pasien yang tidak hanya secara fisik, tetapi juga mental. Apabila pasien merasa senang dan tenang selama di rawat, maka proses penyembuhannya juga dapat berlangsung lebih cepat. 

Agar komunikasi dapat dilakukan dengan baik, perawat dapat menggunakan teknik komunikasi terapeutik. Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang dilakukan secara sadar, mempunyai tujuan, dan kegiatannya dipusatkan untuk kesembuhan pasien. Menurut Stuart G.W., komunikasi teraupetik dapat diartikan sebagai hubungan interpersonal antara tenaga kesegaran dengan pasiennya untuk mencapai pengalaman belajar bersama dalam rangka memperbaiki pengalaman emosional pasien. Komunikasi terapeutik memiliki tujuan untuk membantu mengatasi permasalahan pasien, membantu dalam pengambilan tindakan yang tepat untuk pasien, dan mencapai tingkat kesembuhan yang diharapkan.

Komunikasi Terapeutik terdiri dari 16 teknik yang dapat dilakukan. Teknik-teknik dalam komunikasi terapeutik yaitu: listening, accepting, open question, repeating, clarification, focusing, reflecting, informing, silence, identification, reward, menawarkan diri, memberi kesempatan pasien memulai pembicaraan, menganjurkan untuk meneruskan pembicaraan, konfrontasi, dan Humor. Selain 16 teknik tadi, komunikasi terapeutik juga terdiri dari beberapa tahapan proses. Berikut ini langkah-langkah dalam melakukan komunikasi terapeutik. 

  1. Fase pra interaksi: 

Fase ini berisi persiapan nakes sebelum berinteraksi dengan pasien. Pada fase ini Nakes mengumpulkan informasi terkait identitas pasien, penyakit dan hal-hal khusus pasien , berdiskusi dengan sejawat atau tim untuk menentukan cara yang tepat untuk berkomunikasi

  1. Fase orientasi:

Fase ini dilakukan tiap pertemuan dengan pasien. Pada fase isi hubungan yang terbentuk antara pasien dan nakes masih bersifat dangkal. Tujuan dari fase ini sendiri adalah untuk memvalidasi keakuratan data pasien dan rencana yang telah dibuat untuk pasien.

  1. Fase kerja: 

Merupakan fase inti dari proses komunikasi terapeutik, fase terpanjang dalam komunikasi terapeutik. Pada fase ini nakes berusaha meyakinkan pasien untuk menyampaikan perasaan dan pikiran, lalu menganalisa respon yang disampaikan pasien baik verbal maupun non verbal

  1. Fase terminasi:  

Merupakan bagian akhir dari pertemuan nakes dan pasien. Pada fase ini, nakes menilai pencapaian tujuan yang telah disepakati, apakah telah tercapai dengan kondisi saling menguntungkan dan memuaskan.

Sebagai kesimpulan, tugas perawat tidak hanya berfokus pada kondisi fisik pasiennya saja. Pasien juga memerlukan penanganan yang baik dari dalam dirinya secara menyeluruh. Untuk mencapai hal tersebut dilakukanlah komunikasi terapeutik. Melalui teknik ini, perawat dapat mengetahui kondisi pasien dengan lebih baik lagi dan memberikan pelayanan yang tepat sesuai dengan kebutuhannya. Terimakasih telah membaca artikel ini, sampai jumpa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun